Balikpapan – Pemerintah Kota Balikpapan menunda dibukanya kembali sekolah dengan cara tatap muka, dimana sesuai rencana awal Januari 2021, akan dibuka.
Sesuai surat edaran Wali Kota Nomor 423/0101/Disdikbud tentang pembelajaran semester genap di Kota Balikpapan tahun ajaran 2020 – 2021.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Balikpapan, Muhaimin menyampaikan pembelajaran tatap muka di Kota Balikpapan ditunda hingga situasi pandemi Covid-19 sudah di nyatakan aman terkendali. Sebelumnya pembelajaran tatap muka direncanakan akan di mulai pada 11 Januari 2021.
Penundaan pembelajaran tatap muka ini didasari oleh semakin meningkatnya kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Balikpapan.
.
“Penundaan berlaku untuk semua tingkatan pendidikan mulai PAUD/TK, SD hingga SMP dan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB),”ujarnya dihapan awak media, Senin(4/1/2021)
Ia menambahkan bahwa pembelajaran akan dilanjutkan melalui daring dan tetap akan di dampingi dan di bimbing oleh orang tua selama proses pembelajaran daring di rumah.
Bagi sekolah yang kawasannya tidak terdapat jaringan internet atau blank spot. Disdikbud memberikan arahan dengan tetap melaksanakan pembelajaran tatap muka sesuai peraturan protokol kesehatan.
.
“Pembelajaran dapat dilakukan dengan metode luring secara berkelompok maksimal 5 peserta didik dan harus tetap menerapkan protokol kesehatan,” menegaskan.
Saat ini ada 3 sekolah yang masuk area blank spot, tiga sekolah itu diantaranya SMPN 21 Teluk Waru, SDN 21 Teluk Waru dan SDN 014 Balikpapan Timur.
“Ketiga sekolah ini kami merekomendasikan pembelajaran dengan metode home visit, yakni guru mendatangi kediaman peserta didik untuk memberikan pelajaran karena dekat dengan rumah peserta didik,” kata Muhaimin
Sementara itu, Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Balikpapan, Andi Sri Juliarty mengatakan, berdasarkan informasi yang didapat dari Kementerian Agama (Kemenag) Kota Balikpapan, ada empat pondok yang mendapat izin resmi dari Kemenag untuk tetap melakukan pembelajaran tatap muka di dalam pondok.
“Empat pondok tersebut yaitu , Pondok Pesantren Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari, Pondok Pesantren Modern Al-Muttaqien, Pondok Tahfiz Darul Huffadz, dan Pondok Pesantren Subulus Salam, yang mana di empat pondok pesantren tersebut aktifitas para santri hanya di lingkungan pondok saja sehingga dianggap steril”, ungkapnya.
.
“Sedangkan selain dari keempat pondok pesantren tersebut, masih belum mendapat izin dari Kemenag, sehingga pembelajaran tetap dilaksanakan secara daring,” pesanyanya.
.