SAMARINDA: Usai resmi dilantik sebagai Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) periode 2025–2030, Aulia Rahman Basri menegaskan pemerintahannya bersama Wakil Bupati Rendi Solihin tidak akan terjebak pada pola kerja 100 hari.
Menurutnya, sejak hari pertama menjabat, seluruh program prioritas akan langsung dijalankan sebagai kelanjutan dari visi “Kukar Idaman” yang kini diperkuat menjadi “Kukar Idaman Terbaik”.
“100 hari kerja itu lahir pada masa krisis besar. Pemerintahan kami bukan transisi ekstrem, tapi penyempurnaan dari program yang sudah ada. Maka sejak hari pertama, langsung kita gas,” kata Aulia saat diwawancarai usai pelantikan yang berlangsung di Pendopo Odah Etam, Samarinda, Senin 23 Juni 2025.
Pelantikan pasangan Aulia–Rendi dilakukan oleh Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas’ud, mewakili Menteri Dalam Negeri. Prosesi berlangsung cepat dan tertib, menjadi akhir dari kisah panjang Pilkada Kukar yang sempat diwarnai dinamika hukum.
Aulia masuk ke gelanggang pemilihan setelah Mahkamah Konstitusi mendiskualifikasi calon petahana Edi Damansyah. Rendi tetap di posisi sebagai calon wakil bupati, dan bersama Aulia mereka menang telak dalam PSU 19 April 2025 dengan perolehan 209.905 suara dari total 374.371 suara sah.
Aulia menyebut bahwa Kukar Idaman Terbaik bukan visi baru yang membatalkan program sebelumnya, melainkan bentuk penyempurnaan. Karena itu, pemerintahannya akan langsung menjalankan sejumlah agenda penting, termasuk peningkatan bantuan untuk nelayan, dari sebelumnya 25.000 menjadi 100.000 paket produktif.
“Tidak ada fiksi, tidak ada pembatas antara Kukar Idaman dan Kukar Idaman Terbaik. Masyarakat sudah memilih programnya, bukan hanya figur. Kami pastikan program yang sudah baik langsung dijalankan,” ujarnya.
Salah satu program yang langsung diteruskan adalah pelayanan kesehatan gratis berbasis KTP. Menurut Aulia, ini tidak perlu menunggu revisi RPJMD, karena secara hukum masih berpegang pada RPJPD dan RPJMD lama yang substansinya tetap linier.
“Kami ini melanjutkan sistem, bukan sekadar personal. Komitmen itu yang dipegang. Masyarakat tidak menunggu janji, tapi kerja,” tegasnya.
Menanggapi pesan Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud soal pentingnya terobosan infrastruktur, Aulia menyambut positif. Ia mengakui luasnya wilayah Kukar menjadi tantangan dalam pemerataan pembangunan, namun pemetaan jalan utama, kabupaten, lingkungan, dan pedesaan sudah dilakukan sejak awal.
“Infrastruktur itu menyambung produktivitas. Menghubungkan titik produksi ke pasar. Kita sudah punya mapping-nya, dan insyaAllah kita akan masuk dengan skala prioritas. Jalan utama akan kami tuntaskan lebih dulu,” jelasnya.
Ia juga menyebut bahwa Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim telah menunjukkan komitmen kuat untuk menyelesaikan persoalan infrastruktur jalan bersama-sama dengan Pemkab Kukar.
Selain infrastruktur, Aulia menekankan pentingnya menyelaraskan program-program daerah dengan visi besar Pemprov Kaltim menuju generasi emas. Program seperti GratisPol (Pendidikan Gratis) dan Jospol (Jaminan Sosial) akan diselaraskan langsung agar manfaatnya dirasakan masyarakat Kukar.
“Mana yang inline dengan Pemprov, akan kami kerjakan bersama. Tidak ada ego sektoral. Kukar bagian dari Kaltim, dan arah kita sama: mensejahterakan rakyat,” tegasnya.
Saat ditanya soal rendahnya serapan anggaran, Aulia menjawab bahwa ia belum bisa masuk terlalu dalam karena baru mulai bertugas. Namun, ia telah berdiskusi dengan Sekda dan DPRD Kukar, dan segera melakukan retret kerja untuk merumuskan kebijakan percepatan.
“Serapan fisik sudah lumayan besar. Tapi kami ingin lebih cepat. Pak Sekda akan merapikan dulu, lalu setelah retret kita bahas bersama DPRD untuk optimalisasi,” ujarnya.
Aulia juga menggarisbawahi pentingnya pers sebagai jembatan komunikasi antara pemerintah dan masyarakat. Ia mengaku ingin segera bertemu awak media setelah kembali dari agenda retret di Jatinangor.
“InsyaAllah satu minggu setelah retret kita akan bertemu dengan teman-teman media. Saya percaya pers tahu denyut masyarakat. Kami ingin mendengar dan membuka komunikasi seluas-luasnya,” ucapnya.
Ia juga mengklarifikasi terkait kesan pelantikan yang terkesan mendadak. Menurutnya, undangan baru diterima pada malam tadi karena pelantikan harus segera dilakukan demi mengejar jadwal retret kepala daerah yang belum mengikuti pada retret sebelumnya. (Adv/diskominfokaltim)
Editor: Emmi