

SAMARINDA : Anggota Komisi III DPRD Kota Samarinda, M. Andriansyah sampaikan sistem Si Pesut adalah sistem untuk mengatasi pengelolaan sampah di Kota Tepian.
Ia mengatakan dalam membangun sebuah sistem, pengelolaan atau pemilahan sampah itu dari rumah tangga (RT).
“Jadi sudah terpilah, kemudian dibuang sampah dipilah lagi, mana yang bisa kita manfaatkan, yang kemudian diteruskan oleh pihak ketiga yang ingin memanfaatkan komoditi sampah seperti plastik,” terangnya belum lama ini.
Dikatakannya, Si Pesut Itu akan menjadi sebuah sistem, sehingga ketika demikian diperlukan suatu aturan. Karena hal itu juga menjadi satu bagian pendukung dalam sistem tersebut.
“Kalau sudah bicara sistem, di situ ada peraturan, ada program, itu sistem. Nah, kita kasih nama Si Pesut itu supaya tetap menggambarkan Samarinda,” jelasnya.
Setiap sistem terbentuk pastik memiliki suatu ujian, Adriansyah mengatakan jika kalau mengacu pada pengelolaan sampah di Indonesia, salah satunya di Kabupaten Manumas, dan itu menghabiskan sekitar, anggaran itu sekitar 49 miliar.
“Saya juga sudah nonton, kesana juga. Semua, menurut saya pengelolaan sampah yang bagus itu Jakarta. Jadi ujian itu sudah coba saya tinjau, karena disana itu masyarakatnya jauh lebih banyak, dengan berbagai macam karakter warganya, jadi cukup banyak yang saya pelajari,” ungkapnya.
Adriasnyah mengakui sudah studi banding ke Jakarta Recycle Center (JRC), pada dasanya ketika sampah itu sudah selesai di RT maka sampai pada TPS umumnya akan lebih mudah.
“Ini sampah sudah dipilah, sama ibu-ibu atau pembantu ya, ART misalnya itu sudah terpilah, enak diangkutnya,” tutupnya.