Bontang– Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat(DPRD) Kota Bontang, Agus Haris tidak sependapat dengan penghapusan ujian nasional (UN), yang dianggapnya akan mempengaruhi minat belajar Anak-anak.
Diikatakan Agus Haris semestinya ujian nasional itu menjadi suatu ukuran untuk menilai sebuah proses selama masa belajar.
“Yang ditakutkan tidak adanya UN adanya satu kemunduran semangat belajar anak anak. Nanti yang tertanam dalam minsed mereka belajar maupun tidak belajar tetap lulus,” urainya Ketua Partai Gerindra Kota Bontang.
“Tim pengajar baik guru maupun sekolah tidak merasa ada beban karena semuanya di serahkan pada satuan pendidikan,”ungkap Agus Haris saat di hubungi melalui saluran telepon,Jumat (5/2/2021)
Agus Haris menjelaskan kegiatan belajar mengajar (KBM) selama masa sekolah baik dari tingkat SD, SMP dan SMA tidak ada bahan ujian bagi anak anak di akhir masa belajar mereka selama 3 tahun.
“Saya kurang sependapat kalau UN di tiadakan,”kata Agus Haris yang pernah menjabat kepala sekolah disalah satu sekolah swasta di Bontang
Ia menambahkan bahwa menjadi satu titik lemah pada sistem pendidikan di Indonesia, dimana setiap pemimpin berganti maka akan berubah lagi sistem baru dengan mengeluarkan kebijakan yang kadang tidak sejalan.
“Negara lain sudah berbicara tentang antariksa Indonesia masih berputar kurikulum. Dan sistem kebijakan pendidikan seperti belum ada arah tujuan yang pasti dan terus mencari,”ucapnya
“Yang lebih tidak relevan satu kementerian di pimpin oleh orang bukan dari dunianya sendiri. Walaupun menteri pendidikan orang pintar tetapi secara teknis di lapangan dan arah kebijakan pendidikan dia tidak paham,” sambungnya
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) resmi menghapus pelaksanaan ujian nasional (UN) dan ujian kesetaraan, dengan di dasarkan pada pertimbangan pandemi Covid-19, dengan dikeluarkannya surat edaran Mendikbud No. 1 tahun 2021 tertanggal 1 Ferbruari.