SAMARINDA: Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Akmal Malik mengingatkan jangan sampai Kaltim terlena hanya karena dianugerahi kekayaan sumber daya alam (SDA) yang berlimpah.
“Ketika habis 10 tahun atau 20 tahun kita asyik punya sawit, batu bara hingga mengabaikan dan tidak mewarisi spirit ketahanan pangan akhirnya terbiasa beli. Iya kalau ada uang, kalau tidak?,” kata Akmal di Rumah Jabatan Gubernur Kaltim, Samarinda, Jumat (12/4/2024).
Ia meyakini, ada dua jenis bisnis di dunia ini yang tidak ada matinya yakni energi dan pangan. Namun di antara dua bidang tersebut, ia lebih memilih pangan karena orang bisa hidup tanpa listrik namun tak bisa hidup tanpa makan.
“Itu kenapa kedaulatan bidang pangan harus kita perjuangkan terus menerus,” jelasnya.
Menurutnya, Kaltim sangat bisa dan mampu menciptakan ketahanan pangan sendiri jika dilihat dari potensinya.
“Nah ini persoalan jangka panjang, tapi harus digelorakan terus,” tegasnya.
Ditjen Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri itu mengungkapkan, 56,7 persen penduduk Kaltim merupakan generasi milenial.
“Banyak anak muda di sini. Saya berharap remaja kita itu memahami bahwa Kaltim hebat dan siap berdaulat,” tuturnya.
Ia mengaku, kunci menyukseskan kemandirian pangan ialah membangkitkan kepedulian anak muda sebab ketika anak muda abai dengan persoalan ketahanan pangan, suatu hari akan terasa dampaknya.
“Bertani tidak harus kotor-kotoran,” ujarnya.
Akmal menyadari, menciptakan kemandirian pangan tidak lah instan. Tidak mungkin bisa hanya dalam waktu satu tahun. Untuk itu, dibutuhkan komitmen serta kolaborasi yang kuat dari semua pihak.
“Saatnya bagi Kaltim untuk melompat,” pungkasnya.(*)