SAMARINDA: Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Akmal Malik memberikan kritik keras terhadap cara bertani di SMK Sekolah Pertanian Pembangunan (SPP) Negeri Samarinda.
Dirjen Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri itu menilai, pola bertani yang diterapkan SMK SPP masih tradisional yakni menggunakan pipa.
“Kalau begini caranya tidak bisa menghadirkan pertanian yang menguntungkan. Kalau bisa dibuatkan greenhouse kecil-kecilan dengan teknik baru, pakai rakit apung,” kata Akmal.
Hal itu ia katakan saat melakukan Panen Raya Tanaman Sayuran Hidroponik Greenhouse SMK SPP Negeri Samarinda di Jalan Thoyib Hadiwijaya Samarinda, Rabu (28/2/2024).
Akmal menginginkan siswa-siswi disana dapat meningkatkan ilmunya. Salah satunya dengan bertani modern.
“Saya ingin menantang siswa kita untuk bertani yang menguntungkan. Jangan sekadarnya saja,” tantangnya.
Ia kemudian menjelaskan, pertanian modern berbeda dengan pertanian tradisional yang masih menggunakan tanah karena prosesnya bergantung dengan alam.
“Inikan SMK SPP, kalau begini model SMK nya saya tidak bangga-bangga banget. Sama seperti SMK tahun 75 dulu, masih menggunakan media tanah,” kritiknya.
Ia meminta pihak sekolah dapat mencarikan lahan bagi siswa-siswi untuk berlatih menanam secara modern meski itu lahan sewa sekalipun.
“1000 hektare, kalau tidak bisa minimal 500. Cari di Samarinda, sewa. Buktikan alumni SMK SPP bisa berkebun cabai, berkebun sayur. Jangan berkebun yang hasilnya 10 tahun,” tegasnya.
Tak hanya itu, ia meminta kurikulum sekolah dirubah agar juga mengajarkan hingga ke penjualannya. Sebab kunci bisnis adalah pasarnya.
“Pra produksi, produksi, sampai ke pasar. Itu baru sekolah pertanian karena ril nya di lapangan kalian akan menghadapi kondisi itu,” terangnya.
Akmal berharap, siswa-siswi SMK SPP bisa menjadi agent perubahan di Kaltim dan membuat Kaltim berdaulat di pangannya.
“Saya ingin anak-anak diajari hal seperti ini agar kaltim bisa mandiri,” pungkasnya.(*)