Samarinda โ Banjir sudah berpuluh-puluh tahun dialami warga Kota Samarinda. Bahkan banjir sepertinya sudah menjadi teman bagi masyarakat Kota Tepian, terutama bagi mereka yang selama ini bermukim di kawasan langganan banjir.
Minggu siang hingga sore tadi pun, banjir masih menggenangi sejumlah lokasi di Samarinda. Arus lalu lintas pun macet di beberapa tempat. Salah satunya di pertigaan PM Noor – DI Panjaitan dan Simpang Alaya. Tak pelak kemacetan terjadi dari kawasan PM Noor, Alaya hingga Terminal Lempake.
Padahal, salah satu yang menjadi prioritas dalam program 100 hari kerja Wali Kota Samarinda Andi Harun dengan Wakil Wali Kota Rusmadi Wongso ialah penanganan banjir.
Beberapa waktu lalu saat Andi Harun meninjau langsung beberapa titik lokasi banjir di Samarinda, ia mendengarkan keluh kesah masyarakat tentang banjir.
“Semuanya sama, mereka minta agar bagaimana banjir ini dikurangi, ditanggulangi, sehingga mereka bisa hidup tenang,” ujar Andi saat menjadi narasumber dalam talk show yang digelar FISIP Unmul bertema “Strategi Komunikasi Politik dan Pembangunan Kota Samarinda”, Kamis (9/9/2021).
Andi mengisahkan, pada saat peninjauan tersebut ia menjelaskan bahwa pihaknya saat ini sedang berproses, dan mengimbau masyarakat untuk bersabar. Ia mengatakan bahwa menangani banjir memang tidak bisa semudah mengatasi penertiban.
“Contoh di Segiri nggak sampai satu jam saya bisa atasi. Banjir itu bukan preman tapi alam,” terangnya.
Andi juga menjelaskan, yang sedang dihadapi sekarang ialah alam, sedangkan preman tidak sama dengan alam.
“Merusak alam itu sangat cepat, tapi merekonstruksi kembali atau merehabilitasi alam itu butuh waktu yang lama,” jelasnya.
Tujuan dilakukannya program 100 hari kerja adalah mengurangi durasi genangan airnya.
“Bisa dirasakan di Lembuswana, biasanya satu jam setengah sampai dua jam, sekarang dalam jangka waktu 20 menit maksimum 40 menit genangan tersebut akan hilang,” papar Andi.
Ia juga menegaskan bahwa pihaknya telah melakukan pengerukan Sungai Karang Mumus di sekitar Bengkuring.
“Kalau sekarang masih berdampak tapi berkurang, iya. Karena memang proses kegiatannya masih berjalan,” ungkapnya.
Ia mengatakan, dalam bulan September ini insyaallah sudah akan masuk kegiatan di Simpang 4 Lembuswana.
“Kalau kita perhatikan di depan Lembuswana itu ada jalur lambat, bentar lagi akan kita bongkar sampai ke Ruhui Rahayu,” jelasnya.