BONTANG : Angka pengangguran di Kota Bontang pada tahun 2023 mencapai 7,74 persen atau setara dengan 7.348 penduduk, menjadikan kota ini salah satu yang tertinggi di Kalimantan Timur.
Hal ini menjadi sorotan serius Anggota DPRD Kota Bontang Nursalam, yang menyatakan kondisi ini semakin diperburuk oleh minimnya kesempatan kerja bagi pencari kerja lokal yang belum berpengalaman.
“Kebanyakan perusahaan besar disini lebih memilih tenaga kerja yang sudah berpengalaman, sehingga lulusan baru dari SMA maupun perguruan tinggi kesulitan untuk bersaing,” ujarnya, Kamis (19/09).
Menurutnya, situasi ini membuat banyak pencari kerja lokal kalah saing dengan pendatang yang memiliki kompetensi SDM lebih siap.
Tak hanya itu, Nursalam juga menyoroti praktik perekrutan yang mengandalkan koneksi, atau “orang dalam”, yang semakin mempersulit warga Bontang mendapatkan pekerjaan.
“Orang luar datang dengan kemampuan yang lebih baik, sehingga saat tes, mereka lebih unggul. Sementara, orang Bontang terlalu mengandalkan pendekatan informal,” tambah politisi Golkar itu.
Untuk mengatasi masalah ini, Nursalam mendesak Pemerintah Kota Bontang agar lebih kreatif dalam menciptakan lapangan kerja baru, khususnya untuk menampung lulusan baru.
Menurutnya, jumlah lulusan yang terus bertambah setiap tahun tidak diimbangi dengan pertumbuhan lapangan pekerjaan, terutama di luar sektor Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang sangat terbatas.
“Jumlah lulusan meningkat setiap tahun, tapi lapangan kerja tidak bertambah sebanding. Pemerintah harus menemukan solusi yang lebih kreatif,” tegasnya.
Sebagai anggota DPRD, Nursalam menekankan bahwa pihak legislatif hanya bisa mendorong pemerintah untuk memperluas kesempatan kerja di Kota Bontang.
Namun, ia juga mengakui bahwa ini merupakan tanggung jawab utama pemerintah.(*)