SAMARINDA : Pelaksanaan Pawai Taaruf dalam menyambut Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional ke-XXX Kalimantan Timur (Kaltim) Tahun 2024, dimeriahkan kehadiran 26 dari 35 provinsi dan 9 kabupaten/kota se-Indonesia.
Beragam kreativitas dan keunikan daerah ditampilkan para peserta dan kafilah, melalui kreasi mobil dan truk hias.
Ada yang membuat miniatur tempat-tempat bersejarah, replika hewan ikonik provinsi mereka dan menambahkan corak khas daerahnya.
Salah satu yang menarik perhatian adalah rombongan kafilah dari Papua Barat. Mobil hiasnya nampak sederhana. Namun apa yang menjadi hiasannya lah yang bermakna.
Disebutkan Ketua Harian Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Provinsi Papua Barat Musa Kamudi, mobil hias mereka menampilkan Rumah Kaki Seribu. Yang mana, ini merupakan rumah adat Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat.
Miniatur rumah adat ini juga ditambah dengan semboyan “Salam Satu Tungku Tiga Batu”, yang menggambarkan semangat toleransi antarumat beragama, pemerintah dan masyarakatnya. Semua bersatu padu dalam ikatan kekeluargaan di tengah banyaknya perbedaan.
“Itulah makna dari filosofi ‘Satu Tungku Tiga Batu’. Walaupun berbeda-beda, tetapi semangat toleransi dikedepankan,” jelasnya seusai mengikuti Pawai Taaruf, Sabtu (7/9/2024).
Bak seorang selebriti, dua pria dewasa yang memakai aksesoris khas Papua Barat seperti rok rumbai, hiasan kepala, cat putih menyerupai tato dengan corak khasnya, paling ramai diserbu masyarakat Kaltim, utamanya Samarinda untuk mengabadikan foto. Keindahan alam Papua Barat, terasa kental kala itu ke provinsi berjulukan Benua Etam ini.
Soal rombongannya, Musa memboyong 19 peserta dan 25 official. Sebelumnya, pihaknya berupaya membawa 52 peserta, tetapi 23 peserta di antaranya terkendala administrasi dan hanya menyisakan beberapa peserta yang lolos tahap administrasi.
Kendati demikian, Musa mengatakan tidak berkecil hati. Partisipasi Papua Barat merupakan hal terpenting. Juara adalah bonus, tapi semangat berjuang menjadi nomor satu.
“Dengan sedikit jumlah peserta tetapi kualitas yang kami harapkan. Selain itu yang terpenting adalah semangat kebersamaan toleransi serta syiar yang perlu kami ke depankan,” tegas Musa.
Papua Barat sering menjadi langganan juara 10 besar saat Seleksi Tilawatil Quran (STQ) maupun ketika perhelatan MTQ. Kurang maksimalnya peserta, membuatnya lebih menekankan pada persiapan dan kualitas.
Menginjakkan kaki pertama kalinya di Kaltim, Musa mengaku mendapat perlakuan amat baik. Panitia yang membersamai mereka, sangatlah ramah dan bekerja maksimal. Dia mewakili rombongannya berterima kasih atas sambutan hangat yang diberikan.
Untuk Pawai Taaruf sendiri, Musa menyambut gembira. Namun terselip rasa sedihnya ketika banyak spot rute pawai yang kosong masyarakatnya. Disinyalir, waktu pelaksanaan yang terlalu pagi membuat masyarakat belum siap menonton.
“Waktu di provinsi lain, waktunya agak siang sehingga di sepanjang jalan itu masyarakat cukup banyak,” saran Musa.
Ia berharap masukan ini dapat diterima dengan kebesaran hati sebagai langkah perbaikan untuk kegiatan serupa ke depannya.
Adapun rute yang dilewati bermuara di Jalan Kesuma Bangsa, menuju Jalan Agus Salim, melewati Jalan KH Abdul Rasyid, kemudian menuju Taman Samarendah, ke Jalan Awang Long, melalui Jalan Gajah Mada dan berakhir di Halaman Lamin Etam di Kompleks Kantor Gubernur Kaltim. (*)