Samarinda – Salah satu momen menarik bulan suci Ramadan adalah ngabuburit alias menunggu waktu berbuka sambil mencari hidangan buka puasa atau takjil.
Berjualan berbagai jenis makanan pun menjadi ajang bagi para pedagang. Namun masyarakat harus tetap berhati-hati dalam memilih menu makanan. Karena tidak jarang ada pedagang nakal dengan menjual makanan yang terbuat dari bahan-bahan berbahaya untuk di konsumsi.
Seperti sampel yang ditemukan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Samarinda melalui tahap pengujian yang ternyata hasilnya mengandung boraks dan rhodamin B.
Kepala BBPOM Samarinda Sem Lapik mengatakan, BBPOM Samarinda melakukan upaya pengawasan keamanan pangan selama bulan Ramadan untuk melindungi masyarakat melalui kegiatan intensifikasi pengawasan pangan (IPP).
“Pelaksanaan pengawasan dilakukan dari April hingga akhir Mei mendatang,” paparnya kepada awak media di Ruang Rapat BBPOM Jalan Jenderal Suprapto, Senin (10/5/2021).
“Alhamdullilah, terhadap 19 sarana distributor dan sarana ritel tidak ditemukan produk pangan yang tanpa izin edar (TIE), kedaluwarsa dan rusak,” katanya.
Sem menambahkan, selain pengawasan terhadap distributor dan ritel pangan olahan, pihaknya juga melakukan sampling atau pengujian terhadap pangan jajanan berbuka puasa atau takjil.
Setelah melalui proses pengujian, ditemukan sampel yang mengandung bahan berbahaya yaitu dua sampel yang mengandung boraks dan dua sampel yang mengandung rhodamin B.
Terhadap penjual pangan jajanan buka puasa yang menjual produk mengandung bahan berbahaya telah diberikan pembinaan oleh dinas terkait.
Mencermati hal ini BPOM di Samarinda berkomitmen untuk terus mengawal keamanan pangan khususnya di masa darurat Covid-19 ini.
“Kami ingatkan kepada masyarakat agar menjadi konsumen cerdas dalam memilih pangan aman dengan terus melakukan cek KLIK (kemasan, label, izin edar dan kadaluwarsa) sebelum membeli atau mengonsumsi pangan olahan,” tutupnya.