
Bontang – Dari sekian opsi yang ditawarkan, Bendungan Marangkayu di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) yang akhirnya dipilih untuk pemenuhan kebutuhan air bersih bagi warga Bontang.
Hal ini diungkapkan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bontang Andi Faizal Sofyan Hasdam saat ditemui awak media di ruangan kerjanya beberapa hari lalu.
Sumber air bersih yang ada di Bontang selama ini hanya bergantung pada air bawah tanah. Prediksi para ahli, air akan habis sekira empat tahun yang akan datang.
Adapun pertimbangan selain Bendungan Marangkayu adalah pemanfaatan void eks lubang tambang PT Indominco Mandiri (IMM). Namun untuk ini tentu butuh kajian lebih mendalam terkait kualitas, kuantitas air dan lainnya. Serta masih banyak lagi proses yang harus dilalui.
“Oleh sebab itu pemanfaatan waduk Marang Kayu lebih realistis,” ujarnya kepada media.
Bendungan Marangkayu dalam penggenangan di Oktober 2021 mendatang serta menunggu sekitar dua sampai tiga tahun agar bendungan tersebut penuh dengan elevasi genangan 107,5 M dan volume tampung 3.857 juta m3.
“Sambil menunggu, pemerintah pusat akan melakukan pembebasan wilayah, karena saat pipanisasi air bersih ke Bontang harus melewati hutan lindung dan lahan warga di Kabupaten Kukar,” tuturnya.
Dijelaskan pipanisasi air dari Bendungan Marangkayu memiliki kapasitas 200 liter per detik. Nantinya akan dialirkan melalui pipa dan dimasukkan ke dalam water treatment plan (WTP) Bontang Lestari.
“Setelah diolah, air akan masuk PDAM yang kemudian didistribusikan kepada masyarakat,” ujarnya.
Dirinya tidak menyebut berapa kisaran biaya yang dibutuhkan untuk pengadaan air bersih bagi warga Bontang, jika menggunakan APBD. Namun Secara kapasitas pengaliran air Bendungan Marangkayu dianggap lebih unggul dari lokasi lainnya.