Samarinda – Suksesnya program kemitraan kelompok tani dan koperasi produsen ternak Berkah Salama Jaya (BSJ) Kaltim yang kini telah memiliki lebih dari 50 mitra keanggotaan yang bergabung padahal belum menginjak usia 3 tahun, tentu bukan semata-mata membalikkan telapak tangan.
Konseptor Program Penggemukan Sapi BSJ Kaltim Bambang Purnama mengemukakan, dalam histori proses mengembangkan koperasi ternak, terdapat 3 poin yang pihaknya terus perhatikan.
Salah satunya adalah adanya stakeholder yang berkaitan dengan kerja sama investor pendanaan dari pada kemitraan, dan BSJ saat ini telah menjalin kerja sama dengan PT Pertamina dan juga bekerja sama dengan beberapa instansi keuangan seperti BRI Cabang Tenggarong, BRI Cabang Samarinda dan Bank Bukopin.
“Dan untuk saat ini kita juga mau bekerja sama dengan program UMKM, program dari Kementerian Koperasi,” ungkap Bambang.
Diterangkan Bambang, hal ini merupakan hal penting perkembangan mitra BSJ dalam meningkatkan petani peternak sapi sehingga ke depan dengan program ini diyakini akan berjalan dengan bagus.
“Di sisi lain, berdasakan hasil evaluasi peruntukan sapi panen 3 bulan pada tahun 2021 yang dinilai telah berhasil dalam pencanangannya, pada tahun 2022 ini BSJ akan fokus pada beberapa titik yang tentunya juga semua berangkat dari evaluasi,” tutur Bambang.
Pertama adalah produksi pupuk padat dan pupuk cair.
“Kita juga sudah meluncurkan satu produk suburku untuk memproduksi pupuk padat dan pupuk cair sehingga kotoran hewan sapi tersebut kita bisa produktifkan untuk mendapatkan tambahan hasil dari peternak-peternak sapi di Kaltim,” katanya.
Kedua, BSJ melaunching sebuah program yang di dalamnya terdapat penggabungan antara pertanian dan peternakan yang sudah berjalan di Desa Bendang Raya.
“Ini merupakan fokus yang harus dilakukan oleh BSJ tahun 2022,” tegasnya.
Selain itu, BSJ Kaltim juga berfokus pada pembibitan sapi betina.
“Karena kami juga ingin ada pembibitan sapi di Kaltim, ini juga menjadi fokus koperasi ternak BSJ,” terangnya.
Selanjutnya, Bambang mengaku memang sejauh ini pihaknya telah mendapat sedikit kendala dalam menghadapi lapak-lapak di pasar karena pembayarannya kurang begitu lancar.
“Karena pejagal (pemotong sapi) dalam mengambil sapi di BSJ ini paling enggak putarannya 10-15 hari misal ambil sapi 100 itu tidak langsung disembelih hari itu juga, tidak dibayar hari itu juga mau menunggu sapinya habis menunggu sekitar 10-15 hari,” urainya.
Sehingga dalam waktu dekat BSJ akan launching program pejagal dan juga lapak-lapak pasar yang terintegrasi dengan perbankan. Baik itu BRI, Bukopin, dan lainnya.
“Kami lakukan untuk perkembangan, insyaallah kita akan launching Februari 2022 ini karena mengingat ke depan kebutuhan sapi-sapi kami akan banyak sehingga segi marketnya juga kami pikirkan mulai sekarang,” pungkasnya.