BALI : Jumat, 10 Januari 2025, menjadi hari penuh makna bagi rombongan Media Siber Indonesia (MSI) Group yang tengah menikmati perjalanan mereka di Pulau Dewata. Suasana khas Bali mulai terasa sejak pagi, saat rombongan menikmati sarapan di hotel. Aroma dupa dan alunan musik tradisional Bali yang mengiringi menu prasmanan menjadi pembuka hari yang menyenangkan.
Setelah sarapan, Mohammad Sukri, CEO MSI Group, bersama empat wartawan, memulai aktivitas pagi dengan berjalan kaki menyusuri gang-gang kecil di sekitar Kuta.
Meski jalanan ramai oleh kendaraan, suasana tetap terasa asri bagi para pejalan kaki. Gang-gang tersebut dipenuhi kios penjual oleh-oleh, bar, dan kafe, menghadirkan atmosfer khas Bali dengan bau aroma dupa yang disajikan untuk persembahan ibadah pagi umat Hindu di setiap kios yang tak pernah kehilangan daya tariknya.
Di tengah perjalanan, gerimis kecil menyapa langkah mereka, hingga akhirnya tiba di Tugu Bom Bali, sebuah monumen yang dibangun untuk mengenang tragedi bom Bali 2002. Rombongan memanfaatkan momen ini untuk mengambil foto dan berbincang dengan seorang turis asal Kanada yang turut mengunjungi lokasi tersebut.
Turis tersebut menyampaikan, kunjungannya didedikasikan untuk mengenang warga Kanada yang menjadi salah satu korban dalam tragedi tersebut.
Bom Bali 2002 adalah salah satu serangan teror terbesar di Indonesia, terjadi pada 12 Oktober 2002. Dua bom meledak di kawasan Legian, Kuta, yaitu di Paddy’s Pub dan Sari Club, menewaskan 202 orang dan melukai lebih dari 200 lainnya. Para korban berasal dari berbagai negara, termasuk Australia, Inggris, dan Kanada.
Serangan ini direncanakan oleh kelompok ekstremis dan menjadi peringatan dunia akan ancaman terorisme. Saat ini, monumen Bom Bali menjadi simbol perdamaian, pengingat akan pentingnya toleransi, dan penghormatan kepada para korban.
Rombongan MSI Group tidak melewatkan kesempatan menikmati suasana ikonik Pantai Kuta. Meski langit tampak mendung, keindahan pantai tetap memancarkan pesonanya. Deru ombak yang lembut berpadu dengan hembusan angin pantai menciptakan atmosfer yang menenangkan.
Rombongan tampak antusias mengambil foto dan berswafoto, mengabadikan momen istimewa di tepi pantai yang menjadi salah satu simbol pariwisata Bali.
Perjalanan dilanjutkan ke pusat perbelanjaan yang menjual berbagai produk sandal dan sepatu. Setelah berbelanja, rombongan menikmati makan siang di salah satu gerai ayam goreng terkenal. Santapan lezat itu memberikan energi baru sebelum mereka kembali ke hotel untuk beristirahat sejenak.
Pukul 14.00 WITA, rombongan menuju Kantor Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Bali. Kunjungan ini disambut hangat oleh tim JMSI Bali yang diketuai Nyoman Ady Irawan menciptakan suasana kekeluargaan yang erat.
Dalam pertemuan tersebut, Mohammad Sukri yang juga ketua JMSI Kaltim menekankan pentingnya membangun sinergi antarjaringan media.
“Kita tidak hanya membangun jaringan, tetapi juga memperkuat ekosistem media yang berkelanjutan,” ujarnya, seraya mendorong kolaborasi di era digital.
Diskusi berlangsung dengan penuh antusiasme, membahas tantangan dan perkembangan media digital, termasuk upaya menghadirkan konten yang kredibel di tengah arus informasi.
Menutup hari, rombongan diajak mencicipi kuliner khas Bali yang cukup populer, yaitu Nasi Tempong. Hidangan ini dikenal karena cita rasanya yang pedas dan segar, dengan sambal khas yang memberikan sensasi seperti “tamparan” di lidah, sesuai dengan arti namanya.
Disajikan dengan nasi hangat, lauk seperti tahu dan tempe goreng, ikan asin, ayam goreng, serta sayuran rebus, perpaduan sederhana ini mampu menghadirkan kelezatan yang menggugah selera.
Santapan Nasi Tempong menjadi penutup sempurna untuk perjalanan hari kedua MSI Group di Bali.
“Sensasi pedasnya benar-benar menggugah selera. Nasi Tempong ini jadi pengalaman kuliner yang tak terlupakan,” ujar Aminah, wartawan MSI Group, sambil tersenyum puas.(*)