SAMARINDA: Desa Budaya Pampang, yang terletak di Kelurahan Sungai Siring, Kecamatan Samarinda Utara, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) merupakan destinasi wisata budaya yang memikat.
Dikenal sebagai kampung budaya suku Dayak, desa ini menawarkan keindahan dan kekayaan budaya yang autentik dari suku asli Pulau Kalimantan, khususnya Dayak Apokayan dan Kenyah.
Desa ini memiliki sejarah yang panjang, bermula dari perpindahan suku Dayak Apokayan dan Kenyah dari Kutai Barat dan Malinau pada tahun 1960-an.
Mereka memutuskan hijrah ke Pampang karena menolak bergabung dengan wilayah Malaysia, menunjukkan rasa nasionalisme yang tinggi untuk tetap menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Setelah hidup berpindah-pindah dan berladang untuk menyambung hidup, mereka akhirnya menetap di kawasan Pampang.
Pada bulan Juni 1991, Gubernur Kaltim HM Ardans mencanangkan Desa Pampang sebagai Desa Budaya, menyadari potensi besar desa ini sebagai aset wisata unggulan, baik lokal maupun mancanegara.
Desa Budaya Pampang menawarkan berbagai daya tarik budaya yang menakjubkan. Wisatawan yang berkunjung akan disuguhi kekayaan budaya suku Dayak, salah satunya adalah rumah adat suku Dayak yang disebut Lamin Adat Pamung Tawai.
Rumah adat ini terbuat dari kayu ulin dengan hiasan dan ukiran khas Dayak di hampir semua dindingnya. Ukiran ini menggabungkan warna hitam, putih, dan kuning yang dominan.
Tiang penyangga rumah yang besar dihiasi dengan ukiran indah, mencerminkan dukungan masyarakat kepada pemimpin mereka dan fondasi kokoh bagi kehidupan bermasyarakat. Atap rumah adat terbuat dari kayu sirap dengan ukiran kokoh di tengah atap dan sudut-sudutnya.
Motif ukiran dan warna pada Lamin Adat Pamung Tawai serta simbol-simbol seperti burung enggang, harimau, dan naga memiliki makna filosofis mendalam bagi suku Dayak Kenyah.
Burung enggang melambangkan pemimpin dan kedamaian, harimau merepresentasikan penerimaan suara rakyat, sementara naga mengisahkan leluhur suku Dayak Kenyah yang berasal dari Tiongkok.
Rumah adat ini tidak hanya menjadi simbol budaya, tetapi juga mencerminkan keberagaman masyarakat Dayak Kenyah yang bersatu di bawah bendera merah putih.
Gerbang desa yang berukir khas Dayak Kenyah dan rumah panjang yang terbuat dari kayu ulin memperlihatkan nilai kebersamaan yang dijunjung tinggi oleh masyarakat setempat.
Belawing atau tugu penanda kawasan dengan motif tempayan, manusia, tumbuhan, dan burung enggang sebagai simbol penjaga, menyambut pengunjung dengan cerita yang dalam.
Setiap sudut Lamin Adat Pamung Tawai mengajak pengunjung untuk memahami filosofi hidup Suku Dayak Kenyah.
Pakaian adat suku Dayak Kenyah, dengan tiga motif utama, binatang, tumbuhan, dan manusia, mencerminkan status sosial dan nilai-nilai kehidupan yang dipegang teguh.
Motif naga, enggang, harimau, dan figur manusia utuh hanya boleh digunakan oleh kalangan bangsawan, sementara motif tumbuhan dipakai oleh rakyat biasa.
Wisatawan juga dapat menyaksikan berbagai tarian tradisional suku Dayak yang digelar pada hari tertentu.
Para penari mengenakan pakaian tradisional lengkap dengan aksesorisnya diiringi musik tradisional dengan gerakan gemulai menciptakan harmoni yang memukau.
Dengan gema gong dan kenong yang melantunkan magis di setiap tarian, pengunjung dibawa larut dalam keindahan budaya yang begitu autentik.
Ada beberapa jenis tarian yang dapat dinikmati, seperti tari Hudoq, Bangen Tawai, Kanjet Anyam, Ajay Pilling, Kancet Lasan, Nyalama Sakai, hingga Kancet Punan Lettu. Setiap tarian memiliki gerakan dan makna tersendiri, yang akan dijelaskan sebelum tarian dimulai. Keunikan tarian ini adalah melibatkan semua lapisan masyarakat, baik muda maupun tua.
Setiap tahun, Desa Budaya Pampang menggelar acara Pelas Tahun untuk memperingati hari jadinya.
Pelas Tahun adalah upacara adat Suku Dayak Kenyah diselenggarakan sebagai wujud syukur kepada Tuhan yang telah memberikan anugerah berupa panen dari hasil pertanian masyarakat.
Acara ini menjadi momen yang ditunggu-tunggu, tidak hanya oleh warga desa tetapi juga wisatawan.
Pelas Tahun menampilkan berbagai atraksi budaya, termasuk pertunjukan tari-tarian dan upacara adat.
Ini adalah kesempatan emas bagi wisatawan untuk menyaksikan dan merasakan langsung kekayaan budaya Dayak.
Desa Budaya Pampang menawarkan pengalaman budaya yang memukau dan mendalam, menjadikannya destinasi sempurna bagi siapa saja yang ingin merasakan keindahan dan kekayaan budaya Dayak di Indonesia.(*)