SAMARINDA: Perkembangan teknologi digital telah mengubah lanskap media di Indonesia secara signifikan.
Media berbasis internet, atau yang lebih dikenal sebagai media online, semakin mendominasi, bahkan beberapa media cetak telah beralih ke platform online.
Namun, di balik gemerlapnya dunia digital, terdapat tantangan besar yang dihadapi oleh banyak media baru.
Dewan Pers, sebagai lembaga yang mengatur dan mengawasi kehidupan pers di Indonesia, telah melakukan verifikasi terhadap perusahaan pers yang beroperasi.
Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar dari mereka mengalami kendala dalam manajemen bisnis dan kurangnya tenaga jurnalis yang kompeten.
“Ini mengakibatkan kesulitan dalam mengembangkan model bisnis yang sesuai dengan era digital, serta kesulitan menghasilkan karya jurnalistik berkualitas,” ungkap Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu dalam keterangan tertulis diterima MSI Group, Sabtu (30/9/2023).
Lebih lanjut, masih ada sejumlah perusahaan pers yang belum terdata dan terverifikasi oleh Dewan Pers, baik karena belum memenuhi standar yang ditetapkan maupun karena ketidakpahaman terhadap prosedur pendataan di Dewan Pers.
“Untuk mengatasi tantangan ini, Dewan Pers mengambil inisiatif untuk meningkatkan kapasitas media dan memberikan pendampingan kepada perusahaan terkait verifikasi,” ujarnya.
Kegiatan ini dijadwalkan akan berlangsung pada Selasa, 3 Oktober 2023, di Hotel Bumi Senyiur, Samarinda, Kalimantan Timur.
Acara ini bertujuan untuk membantu perusahaan memahami persyaratan dan prosedur yang diperlukan untuk mendapatkan verifikasi dari Dewan Pers.
Dengan upaya ini, Dewan Pers berkomitmen untuk memajukan kehidupan masyarakat di Indonesia dan memastikan bahwa media online yang muncul dapat beroperasi dengan baik, menghasilkan konten berkualitas, dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.
Semoga kegiatan ini akan menjadi langkah awal masa depan yang lebih cerah menuju industri media di Indonesia. (*)