Bontang – Anggota Komisi II DPRD Bontang, Bakhtiar Wakkang mengatakan pemerintah dalam membuka akses transportasi laut harus menyaring dahulu daerah layak/tidak untuk memasuki wilayah Bontang dilihat dari tingkat paparan Covid-19.
Pelabuhan Loktuan ditutup sejak awal pandemi Covid-19. Tepatnya setahun lalu. Kini, Pemkot Bontang berencana kembali membuka akses transportasi laut tersebut.
Landasan pembukaan tranportasi laut untuk membangkitkan roda perekonomian. Pasalnya, beberapa komoditas pangan biasanya disuplai dari beberapa wilayah di Sulawesi dan Jawa, diitambah tren sebaran Covid-19 di Bontang mulai menurun.
‘’Memang betul jika komoditas pangan seperti beras, kelapa wijen dan lain sebagainya bukan dari Pelabuhan Loktuan biaya operasionalnya tinggi,“ ungkap Bakhtiar di Sekretariat DPRD Bontang, Rabu (10/3/2021).
Adapun tujuan lain mengaktifkan kembali Pelabuhan Loktuan adalah untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dari kepelabuhanan.
Dia mengatakan daerah harus siap dengan segala risiko dari keputusan ini. Kendati demikian penanganan Covid-19 di pelabuhan lebih diperketat.
“Sehingga ekonomi dan kesehatan sejalan,” katanya.
Berdasarkan grafik sebaran Covid-19 di Bontang sudah melandai. “Namun kita jangan senang dulu yang akhirnya kita kebablasan hingga mengambil tindakan ceroboh.
Mobilitas masyarakat yang masuk atau keluar Bontang harus dipastikan dirinya sehat dari Covid-19.
“Sehingga kita tidak memberikan penyakit ke daerah lain atau menamah penyakit di daerah sendiri,” terangnya.
“Kita harus bisa pastikan daerah mana yang bisa atau tidak, karena jangan sampai Bontang sudah berada di zona kuning bisa saja menjadi merah,” kata Bakhtiar.
Secara nasional sudah mengeluarkan aturan tentang rapid antigen bagi yang ingin keluar atau masuk daerah.
Karena itu tugas pemerintah daerah adalah menyelamatkan daerahnya, namun juga perlu dukungan PT Pelindo dan Bea Cukai.