Samarinda – Diduga provokator unjuk rasa yang dilakukan Aliansi Mahasiswa Mahakam Menggugat (AM3). Ada 9 orang dibawa ke Polresta Samarinda setelah melakukan aksi di depan Gedung DPRD Kaltim berakhir ricuh, Kamis (5/11/2020).
Pasalnya, beberapa mahasiswa mencoba mendobrak pagar pintu masuk Gedung DPRD Kaltim. Melihat massa sudah mulai anarkis dan merusak beberapa fasilitas milik pemerintah, polisi pun dengan sigap melakukan upaya pendekatan namun langka aparat keamanan tidak berhasil akhirnya harus dipukul mundur.
Terpaksa petugas kepolisian menyemprotkan air dengan tekanan tinggi yang mengarah pada mahasiswa. Beberapa saat, pembubaran pun dilakukan petugas dengan tembakan gas air mata.
Kasubag Humas Polres Samarinda AKP Annissa Prastiwi mengatakan bahwa pada hari ini pihaknya telah melakukan pengamanan terhadap aksi unjuk rasa AM3.
“Massa datang sekitar pukul 15.00 Wita dan melakukan aksi. Setelah itu, pukul 18.00 Wita massa mulai melakukan hal anarkis dengan melempar batu kemudian merusak pagar dan melempar bom molotov pada aparat,” ungkapnya di Halaman Gedung DPRD Kaltim, Kamis (5/11/2020) malam, dilansir infosatu.co
Pihaknya pun melakukan pukul mundur dan mengamankan 6 orang yang dianggap provokator, sebab salah satu diantaranya membawa badik.
“Keenam orang tesebut kita amankan di Polres Samarinda untuk mendapatkan pendalaman dan mencari bukti lainnya,” jelasnya
AKP Annissa membeberkan bahwa selain AM3, ada kelompok tertentu yang dianggap provokator, yaitu kelompok anarko yang melakukan aksi pada saat demo hari ini.
“Mereka diamankan karena melempar batu, ada juga satu orang provokator yang menyerang petugas. Satu orang juga membawa senjata tajam, kami menduga bahwa mereka ini provokator di luar AM3,” ucapnya.
Annissa menuturkan bahwa pihaknya punya video saat penyerangan tersebut dan akan mengumpulkan bukti-bukti agar bisa melakukan proses selanjutnya.
“Saat ini di Polres Samarinda ada 6 orang, namun ada 3 orang tambahan lagi. Kalau 3 orang ini disangkakan sebagai provokator tapi lebih ke media sosial. Jadi total yang berada di Polres Samarinda berjumlah 9 orang,” katanya pada media ini.
Ditanya terkait pelajar SMP yang juga diamantan petugas kepolisian, Annissa mengatakan bahwa 3 anak SMP ini memang diamankan dulu untuk sementara.
“Belum tahu mereka dilepas atau bagaimana. Informasi yang saya terima menyatakan bahwa ketiga anak SMP ini berada disisi kanan kiri pasukan pukul mundur,” tegasnya.