SAMARINDA: Menjelang Hari Raya Iduladha, Kelangkaan gas elpiji 3 kilogram atau yang dikenal sebagai gas melon masih menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat Kota Samarinda.
Permintaan gas melon diperkirakan akan meningkat seiring dengan meningkatnya aktivitas memasak di masyarakat.
Menyikapi situasi ini, Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Samarinda Marnabas Patiroy menyampaikan bahwa pihaknya telah mengadakan rapat dengan Pertamina dan Hiswana Migas Samarinda untuk mencari tahu penyebab kelangkaan tersebut.
“Informasinya, karena memang ada hari libur yang menyebabkan keterlambatan distribusi,” ujar Marnabas Patiroy saat ditemui media di Kantor Disdag Samarinda, Kamis (6/6/2024).
Lebih lanjut, Marnabas menjelaskan beberapa faktor lain yang mempengaruhi kelangkaan gas ini, termasuk perubahan sistem distribusi yang sekarang menggunakan KTP, serta peningkatan jumlah pembelian oleh masyarakat yang khawatir kehabisan stok.
“Sekarang kan mereka pakai sistem pakai KTP yang membuat orang antre, terus orang merasa yang tadinya cukup satu saja ambil dua ambil tiga,” tambahnya.
Untuk mengatasi kelangkaan ini, Marnabas memastikan bahwa pihak Pertamina akan segera mengeluarkan stok gas yang tersedia.
“Pihak Pertamina akan mengeluarkan stoknya lagi tinggal 13 persen katanya dari yang ada itu. Jadi kita berharap ini dalam beberapa hari sudah bisa normal,” jelasnya.
Namun, Marnabas menekankan perlunya solusi jangka panjang untuk menghindari kelangkaan gas melon di masa depan.
“Pemerintah kota ingin ada langkah-langkah positif yang permanen, agar tidak terjadi lagi kelangkaan seperti ini,” tegasnya.
Ia juga menekankan bahwa elpiji 3 kg seharusnya hanya digunakan oleh masyarakat yang berhak, bukan oleh hotel, restoran atau orang kaya.
“Untuk mengatasi penyalahgunaan ini, Kita sepakat untuk menggunakan sistem kartu, artinya kita siapkan kartu bagi penerima manfaat ini. Data Samarinda kan sudah ada di Sistem Satu Nomor (SSN),” pungkasnya.(*)