Samarinda – Tim pengagas daerah otonomi baru (DOB) Samarinda Seberang masih terus berjuang. Jumat (19/3/2021) mereka bertemu Wali Kota Samarinda Andi Harun dan anggota DPRD Kota Samarinda. Mereka mengharap bisa segera menjadi kabupaten baru.
Anggota DPRD Kota Samarinda Subandi mengatakan sepanjang kepentingan DOB semata-mata untuk kesejahteraan masyarakat, rencana itu masih akan didukung.
“Jangan sampai dibentuknya DOB atau kota baru, justru menimbulkan masalah baru,” kata Subandi.
Dia menerangkan, jika disetujui menjadi kota baru, maka Samarinda sebagai kota induk, selama tiga tahun berturut-turut harus membiayai pemekaran. DOB pasti belum bisa mandiri.
Sementara saat ini, APBD Samarinda hanya berkisar Rp3 triliun. Untuk pembiayaan Samarinda sendiri saja bisa dikatakan tidak cukup.
“Itu salah satu faktor utamanya,” sebut Subandi.
Secara pribadi dia mendukung karena DOB akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan pembangunan di Samarinda Seberang.
Dia yakin, dalam kepemimpinan Wali Kota Andi Harun, Samarinda Seberang akan mendapat perhatian khusus.
“Terkait DOB ini, jangan sampai ada kepentingan atau kajian yang kurang komprehensif,” ucapnya.
Terlebih kajian belum dilakukan. Pemerintah dan masyarakat tidak bisa melihat hanya dari satu sumber. “Tim DOB harus benar-benar mengkajinya,” tambahnya.
Ia mencontohkan beberapa daerah yang telah melakukan pemekaran, namun pembangunanya sangat lambat karena APBDnya relatif kecil.
“Intinya kajian pemekaran DOB harus lengkap. Jadi ketika pemekaran dan setelah tiga tahun mendapat pembiayaan dari kota induk berikutnya bisa mandiri,” bebernya.
DPRD Kota Samarinda sendiri sifatnya persetujuan ketika secara kajian ilmiah, persyaratan dan aturan telah terpenuhi.
Terkait kajian, ia menyebut bahwa menurut Tim DOB kajian tersebut telah ada tapi secara independen. Harapan Pemerintah Kota Samarinda juga membuat kajian terkait pemerkaran wilayah Samarinda Seberang yang nantinya akan disandingkan agar objektif.
Tim kajian dibentuk agar tidak ada anggapan bahwa keinginan DOB seolah-olah dipaksakan dan sarat akan kepentingan.