SAMARINDA: Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim), I Gusti Ayu Sulistiani, menyebutkan bahwa pihaknya berencana meluncurkan Sekolah Lansia di setiap kelurahan yang ada di Kota Tepian.
Hal ini berdasarkan instruksi Wakil Wali Kota Samarinda dalam acara Wisuda Ke-1 Sekolah Lansia Gema Lantang yang digelar oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kaltim.
Dalam instruksinya, Rusmadi menilai bahwa Sekolah Lanjut Usia (Lansia) oleh BKKBN Kaltim yang bekerja sama dengan Falkutas Keperawatan Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT) Samarinda, ini sangatlah penting.
Menurut orang nomor dua di Kota Samarinda itu bahwa Sekolah Lansia dapat meningkatkan taraf harapan hidup dan meningkatkan kesejahteraan para lansia di Kaltim, utamanya Samarinda.
Untuk itu, Ayu Sulistiani sapaan akrabnya ini berkomitmen mewujudkan arahan Wakil Wali Kota Samarinda tersebut yang direncanakan mulai berjalan di tahun 2024 mendatang.
Sebelum itu, Ayu Sulistiani mengaku bahwa pihaknya akan terlebih dahulu mempersiapkan banyak hal. Termasuk anggaran, penyiapan tenaga pendidik, dan kader di tiap kelurahan untuk mensukseskan rencana tersebut.
“Pak wakil tadi berpesan bagaimana di setiap kelurahan ini ada kelompok-kelompok bina keluarga lansia seperti Sekolah Lansia ini,” ungkapnya di Pendopo Rumah Ulin Arya Samarinda, Jumat (8/12/2023).
“Karena ini masih pilot project, dalam artian baru pertama dan perlu persiapan untuk ke depan, mulai dari anggaran, tenaga pendidik, kadernya per kelurahan,” sambungnya.
Adapun setiap satu angkatan di tiap masa pendidikan, terdiri dari 20 sampai 30 lansia, yang akan menerima pendidikan selama 3 bulan. Para lansia akan dibekali ilmu seperti bermain, olahraga otak dan otot, dan pola hidup sehat.
Ada pula kegiatan setiap minggu, yang mana para lansia akan berkumpul bersama untuk mendapatkan fasilitas cek kesehatan gratis, seperti cek tekanan darah.
“Materi yang disampaikan ada bermain seperti PAUD, senam otak, senam otot, setiap pertemuan ada cek kesehatan, misalnya tensi,” jelasnya.
Ayu Sulistiani mengungkapkan bahwa salah satu peserta Sekolah Lansia yang dahulu menderita penyakit hipertensi, namun setelah rutin ikut sekolah ini, didapati hasil bahwa tekanan darah peserta tersebut berangsur stabil dan normal.
Hal inilah yang mendorong Pemerintah Kota Samarinda dan DPPKB Samarinda untuk segera merealisasikan Sekolah Lansia di tiap kelurahan.
“Ada cerita wisudawan yang selalu hipertensi tapi setelah rutin sekolah ini jadi stabil tensinya. Kita harap juga bisa segera terealisasi tahun depan, pelan-pelan kita upayakan,” tutupnya. (*)