JAKARTA: Di tengah perekonomian dunia yang melambat, ekonomi Indonesia masih tumbuh kuat meski banyak risiko yang menantang.
Seperti turbulensi geopolitik, ketidakpastian ekonomi, hingga ancaman pandemi berikutnya, perekonomian Indonesia diperkirakan tetap tumbuh dengan optimis.
Demikian penegasan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar dalam sambutan peluncuran Peta Jalan Pengembangan dan Penguatan Perasuransian 2023-2027, Senin (23/10/2023) di Hotel Shangrila.
Dalam kesempatan ini ada kesepakatan antara Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI), Asosiasi Perusahaan Pialang Asuransi dan Reasuransi Indonesia (APPARINDO), serta Asosiasi Penilai Kerugian Asuransi Indonesia (APKAI).
Yakni mereka sepakat menjadikan Peta Jalan Pengembangan dan Penguatan Perasuransian 2023-2027, menjadi panduan bersama dalam pengembangan industri perasuransian dalam kurun waktu 5 tahun yang akan datang.
Bicara lebih jauh tentang perkembangan ekonomi Indonesia, Mahendra optimis pertumbuhannya juga berdampak pada industri perasuransian Indonesia.
Hal ini ditunjukkan oleh data OJK per Agustus 2023 (YoY), indikator industri perasuransian (asuransi komersial, sosial, dan wajib) mengalami pertumbuhan aset sebesar 6.15 persen, investasi 7.6 persen, ekuitas 16.17 persen dan premi sebesar 2.46 persen.
Melalui data tersebut, Mahendra meminta industri perasuransian Indonesia memanfaatkan momentum optimisme ini untuk lebih kuat dan berkembang.
Buku Peta Jalan Pengembangan dan Penguatan Perasuransian ini disusun secara komprehensif untuk menjadi panduan bagi OJK dan pelaku industri perasuransian di Indonesia.
Peta jalan ini lanjutnya, bertujuan untuk mewujudkan industri asuransi yang sehat, efisien, berintegritas, memperkuat perlindungan konsumen dan masyarakat, serta mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Sementara Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan Dan Dana Pensiun (PPDP) OJK, Ogi Prastomiyono mengatakan, OJK dalam proses penyusunan peta jalan ini, melibatkan seluruh pemangku kepentingan di sektor perasuransian.
Maksudnya kata Ogi, OJK menggunakan pendekatan yang lebih inklusif.
Hal tersebut dilakukan, untuk menumbuhkan rasa memiliki dari seluruh pemangku kepentingan, agar bersama-sama melaksanakan komitmen yang terdapat dalam peta jalan ini.
Sebab tambahnya, sektor perasuransian sejatinya memiliki peranan yang penting dalam perekonomian Indonesia.
Baik sebagai pendukung dalam pengelolaan risiko maupun sebagai investor institusional.
Pada masa pandemi COVID-19, sektor perasuransian juga berperan terhadap resiliensi perekonomian nasional dengan menyerap dampak finansial yang timbul melalui pembayaran klaim.
Namun demikian, sektor perasuransian nasional belum sepenuhnya tumbuh dan berkembang secara optimal untuk dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia.
Hal ini di antaranya diindikasikan dari tingkat penetrasi dan densitas sektor perasuransian Indonesia yang masih tertinggal jika dibandingkan dengan beberapa negara tetangga lainnya.
Selain itu, sejalan dengan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan Tahun 2022, tingkat inklusi asuransi juga jauh lebih rendah dibandingkan dengan tingkat literasi, sebagai indikasi adanya deterrent factors yang menghambat minat masyarakat untuk berasuransi. (*)