Bontang– Ketua DPD II Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Bontang Achmad Faizal menilai media massa jelas memberikan dampak yang sangat besar khususnya dalam dunia politik di zaman revolusi industri yang memasuki fase 5.0.
Media massa dapat menggiring opini publik akan suatu hal. Baik atau buruknya figur seorang politisi. Dalam media massa, media sosial juga menjadi sangat relevan dan pembentukan framing seorang pejabat publik.
“Media sosial juga terkadang tak sedikit menyuguhkan berita bohong dan ujaran kebencian. Maka dari itu masyarakat Bontang yang cerdas akan sangat selektif dan berhati-hati ketika mengkonsumsi informasi dari media massa ataupun media sosial,” ungkap Ical dilansir infosatu.co,Jumat (6/11/2020).
Menurut Liaision Officer (LO) pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Bontang (Neni-Joni), pemilih cerdas tak akan mudah menelan bulat-bulat informasi yang diterima dan lebih berhati-hati menggunakan jempol tangannya.
“Saya berharap pemilih di Bontang tidak mudah terprovokasi terhadap isu-isu yang beredar. apalagi menggunakan isu sara atau politik identitas,” ujar Ical.
Ical juga berpesan, masyarakat Bontang tidak akan termakan politik hitam (black campaign), semisal menjelek-jelekan citra lawan agar memilih kandidat yang bersangkutan.
Dia mengatakan pemilih yang cerdas takan mudah tergiring opininya ketika memilih. Dia berharap masyarakat Bontang tidak ada yang golput.
“Kami yakin masyarakat Bontang adalah pemilih yang sangat paham bahwa dirinya bukanlah “swing voter” atau suara mengambang yang dapat dengan mudah digiring pada pilihan tertentu,” tutur Ical.
Para pemilih cerdas juga harus memilih pemimpin Bontang yang kredibel, berkualitas dan bisa menangani Covid-19 serta dampak sosial ekonominya.
“Di tengah situasi pandemi, masyarakat akan mudah memilih siapa yang sudah banyak berkontribusi dalam penanganan pandemi covid-19,” pungkasnya.