JAKARTA : Pemerintah Indonesia memprioritaskan pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) untuk menarik investasi asing ke dalam negeri.
Oleh karena itu, Presiden Prabowo Subianto melakukan pertemuan khusus di Istana Merdeka untuk membahas perkembangan pembangunan KEK di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Selasa, 18 Maret 2025.
“Beliau akan ke lapangan pada Kamis nanti, dan rencananya dalam kunjungan tersebut akan ada kerja sama Two Countries Twin Parks (TCTP),” jelas Airlangga.
Rencana kunjungan Prabowo ke Batang merupakan tindak lanjut dari pertemuannya dengan Presiden Xi Jinping beberapa waktu lalu.
Pertemuan itu membahas wacana kerja sama antara Indonesia dengan Provinsi Fujian (Tiongkok) untuk mendorong investasi industri di KEK Batang. Rencananya, mereka akan investasi sekitar Rp16 triliun.
Selain itu, Menko Airlangga juga menjelaskan mengenai, perkembangan KEK Nongsa Digital Park di Batam. Ini ke depannya akan diperluas, karena terdapat rencana pendirian beberapa data center di sana.
Dijelaskan juga, terkait dengan KEK Singhasari. Di mana saat ini sudah berdiri King’s College London disusul akan didirikan juga Universitas Queen Mary of London dan Imperial College London.
Menko Airlangga menerangkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia secara spasial sudah relatif bagus, dan juga tingkat inflasi sampai Februari 2025 masih rendah dengan inflasi intinya. Namun, masih positif di angka 2,48% (yoy).
Dijelaskan, pada Februari 2025, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) masih konsisten di level optimis pada angka 126,4 dan Purchasing Managers’ Index (PMI) juga masih di level ekspansif pada angka 53,6.
Lalu, didukung juga dengan pertumbuhan kredit di Januari 2025 sebesar 10,3 persen. Sedangkan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK), sebesar 5,5 persen serta Cadangan Devisa relatif masih tinggi di akhir Februari 2025.
“Kami juga bahas sektor-sektor yang masih tumbuh, mulai dari makanan, minuman maupun logam dasar yang relatif juga tinggi,” ungkap Airlangga.
Sektor tekstil pakaian jadi juga masih positif, terkait mesin perlengkapan. “Kami juga laporkan terkait dengan neraca ekspor yang tumbuh positif dan secara neraca perdagangan juga surplus. Jadi, dari berbagai kondisi tersebut kami laporkan bahwa perekonomian Indonesia secara fundamental masih baik,” terang Menko Airlangga.
Terkait Kredit Usaha Rakyat (KUR), menurut Menko Airlangga, terdapat arahan dari Presiden Prabowo, agar penyalurannya lebih didorong untuk meningkatkan pembiayaan usaha produktif.
Realisasi KUR per sektor periode Agustus 2015 – 31 Desember 2024 telah disalurkan ke usaha produktif sektor pertanian sebesar 29,9 persen, usaha produktif sektor perikanan sebesar 1,7 persen, usaha sektor industri sebesar 7,6 Persen,
KUR juga telah disalurkan ke usaha perdagangan sebesar 46,4 persen. KUR Penempatan PMI juga telah disalurkan sebesar Rp2,3 triliun untuk 152.167 Pekerja Migran Indonesia (PMI) dan pekerja magang Indonesia.
“Presiden minta agar sektor produktifnya ditingkatkan. Tentunya nanti akan ada revisi mengenai Keppres mengenai KUR, dan nama komitenya akan membunyikan itu menjadi Komite kebijakan Pembiayaan Usaha Produktif,“ jelasnya.
“Dengan adanya perubahan struktur kabinet, maka akan memasukkan Menteri Koordinator Bidang Pangan maupun Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat di dalam komite tersebut,” lanjut Menko Airlangga.
Perkembangan proses negosiasi perjanjian internasional juga dibahas Menko Airlangga dengan Presiden Prabowo.
“Dengan OECD, kita sudah mengirim sebagian initial memorandum yang masih berproses, dan nanti akan ada meeting di Juni 2025 yang tentu akan menentukan tahapan-tahapan selanjutnya,“ ujarnya.
“Kemudian kita juga membahas terkait dengan rencana kerja sama IEU-CEPA yang tinggal dua isu tadi saya laporkan yakni terkait dengan bea ekspor dan perizinan impor,” samung Menko Airlangga.
Selanjutnya, juga akan ada sidang komite bersama antara Indonesia dan Rusia pada 14-15 April 2025 untuk merumuskan hasil akhir dari perjanjian Eurasia Economic Union FTA yang merupakan kerja sama Indonesia dengan lima negara bekas Uni Soviet yaitu Rusia, Armenia, Belarusia, Kazakhstan, dan Kirgistan.
“Saat ini, sudah 14 bab dari 15 bab pembahasan sudah selesai. Jadi, presiden akan berkunjung ke Rusia di Juni 2025 dan diharapkan pada kunjungan tersebut principle agreement-nya sudah bisa ditandatangani,” tutur Menko Airlangga.
Menko Airlangga pun menyampaikan tentang Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CP-TPP) yang merupakan perjanjian perdagangan bebas antara 12 negara di kawasan Asia-Pasifik yaitu Australia, Brunei, Kanada, Chili, Jepang, Malaysia, Meksiko, Peru, Selandia Baru, Singapura, Vietnam, dan Inggris.
Dengan memproses aksesi (ke dalam) CP-TPP diharapkan kita membuka pasar Meksiko, Kanada, Peru, dan Inggris.
Nah, ini tentu akan membuka peluang pasar ekspor, di mana terjadi penurunan tarif langsung pada saat kita masuk dalam CP-TPP, dan standar CP-TPP ini tidak menerapkan standar trade related aspect of intellectual property right.
“Jadi ini salah satu yang cukup baik dengan perjanjian CP-TPP,” pungkas Menko Airlangga.