JAKARTA : Dalam rangka memastikan fase keberangkatan dan kepulangan haji, Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia mengoptimalkan kesiapan layanan operasional.
Persiapan ini dijalankan saat menjelang pelaksanaan penerbangan haji yang akan dimulai pada Jumat, 2 Mei 2025. Fase tersebut diharapkan dapat berlangsung lancar dan aman. Upaya kesiapan dilakukan di sejumlah aspek mulai dari layanan, operasional, hingga penguatan tata kelola safety.
Garuda Indonesia akan mengoperasikan sebanyak 13 armada wide-body selama musim haji berlangsung. Terdiri dari Boeing B777-300ER, Airbus A330-900neo, dan Airbus A330-300.
Adapun dari total pesawat yang dioperasikan tersebut, lima di antaranya merupakan pesawat sewa. Kemudian, untuk mengantisipasi potensi irregularity pada operasional penerbangan, Garuda Indonesia juga menyediakan satu pesawat cadangan jenis Airbus A330-300.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani menyampaikan hal tersebut sebagai sebuah kebanggaan tersendiri bagi pihaknya.
Sebab, pengoperasian penerbangan haji pada tahun ini menandai momentum Garuda Indonesia telah dipercaya mengantarkan para jemaah haji Indonesia ke Tanah Suci selama tujuh decade.
Dikatakan, untuk memastikan pesawat beroperasi dalam kondisi sehat dan layak terbang. Garuda Indonesia menerapkan sejumlah prosedur perawatan secara menyeluruh dan berlapis di seluruh armada yang akan melayani penerbangan haji.
Melalui program Aircraft Health Program yang telah berlangsung sejak awal April lalu, termasuk pemenuhan General Authority of Civil Aviation (GACA) Certification sebagai syarat utama untuk mendaftarkan pesawat penerbangan haji ke Otoritas Kerajaan Arab Saudi.
Sementara itu, anak usaha GMF AeroAsia turut berpartisipasi aktif dalam memastikan kesiapan aspek teknis lainnya.
Kesiapan ini seperti melalui optimalisasi Material/Spare Readiness, yakni penempatan tools dan spare part di stasiun embarkasi.
Sedangkan sebagai mitigasi kebutuhan penggantian part pesawat dan Manpower Readines dengan penempatan 142 Engineer yang tersebar di tujuh embarkasi hingga Jeddah, Madinah, dan Hyderabad.
Adapun jemaah haji yang diangkut oleh Garuda Indonesia berjumlah sekitar 25 ribu orang. Sebanyak 28,4 persen di antaranya berusia di atas 65 tahun.
Dalam pelayanannya, Garuda Indonesia juga memfokuskan pada upaya pemenuhan kebutuhan penunjang pelayanan lanjut usia. Baik selama di darat untuk menuju pesawat, saat perjalanan udara hingga saat turun.
“Layanan penunjang tersebut juga mencakup kebutuhan bagi jemaah penyandang disabilitas,” ujarnya.
Ditambahkan, sejumlah perlengkapan layanan penunjang di penerbangan yang akan disediakan. Perlengkapannya seperti 30 wheelchair di setiap embarkasi, 2 ambulift di embarkasi Jakarta dan Solo.
Selain itu, bus jemaah yang dilengkapi dengan toilet, priority boarding & disembark, special baggage handling, buggy car di Bandara Internasional King Abdulaziz.
Sedangkan untuk memaksimalkan kenyamanan, telah tersedia selimut, first aid kit, emergency equipment. Kemudian, juga tersedia asistensi para awak kabin untuk membantu mobilisasi jemaah selama di penerbangan.
Adapun pada sajian menu makanan di penerbangan, Garuda Indonesia turut menyiapkan hot meals sebanyak dua kali dan snack sebanyak satu kali. Hal ini sesuai dengan standar penyajian inflight meals bagi penumpang jamaah haji.
“Berbagai optimalisasi layanan yang dihadirkan Garuda Indonesia merupakan bagian dari komitmen berkelanjutan kami untuk senantiasa konsisten menghadirkan layanan penerbangan haji yang aman dan nyaman. Tentunya, dengan standar layanan penerbangan bintang 5 bagi seluruh jamaah haji,“ jelas Wamildan Tsani, Kamis, 24 April 2025.
Lebih lanjut, sehubungan dengan adanya volatilitas nilai tukar mata uang imbas dinamika kondisi ekonomi global, harga tiket penerbangan haji tidak mengalami kenaikan. Hal ini sesuai dengan kontrak yang ditandatangani bersama Kementerian Agama RI yang juga telah melewati persetujuan dari Panja Komisi VIII DPR RI.
Pada musim haji tahun ini, Garuda Indonesia diproyeksikan akan membawa 90.933 penumpang. Rinciannya, 90.203 calon jemaah haji dan 730 petugas haji yang terbagi ke dalam 246 kelompok terbang (kloter) dan diberangkatkan dari tujuh embarkasi yaitu Banda Aceh, Medan, Jakarta, Solo, Balikpapan, Makassar, dan Lombok.
Secara bertahap fase keberangkatan akan berlangsung mulai tanggal 2 – 16 Mei 2025. Untuk penerbangan menuju Madinah, dan 17 – 31 Mei 2025 dengan penerbangan menuju Jeddah.
Selanjutnya, fase pemulangan jemaah akan dimulai tanggal 11 – 25 Juni 2025 dengan keberangkatan dari Jeddah/Madinah menuju kota Embarkasi, dan 26 Juni – 10 Juli 2025 dari Madinah menuju kota Embarkasi.
Garuda Indonesia berkomitmen untuk terus melakukan optimalisasi layanan penerbangan haji secara berkesinambungan.
Komitmen ini selaras dengan berbagai masukan dan aspirasi yang disampaikan oleh para pemangku kepentingan penerbangan haji terkait pelaksanaan operasional haji tahun lalu.
“Kami meyakini bahwa setiap masukan yang diberikan merupakan bentuk dukungan, harapan, serta kepercayaan masyarakat terhadap konsistensi dan dedikasi Garuda Indonesia dalam menghadirkan layanan penerbangan haji yang aman, nyaman, dan sesuai dengan kebutuhan jamaah,” tutup Wamildan.