Samarinda-Negara dengan julukan “Surga yang Tertinggal”, Maldives telah membeli kapal pesiar karya anak-anak Kaltim.
Suatu kebanggaan tersendiri bagi bangsa Indonesia, khususnya Kaltim, yang mana telah mampu membuat produk lokal hingga mampu terjual di kancah dunia. Hal itu terbukti dengan adanya kapal Small Waterplane Area Twin Hull (SWATH) Robin yang akan dikirim ke Negara Maldives.
Seperti yang dikutip dari akun instagram resmi pemprov_kaltim dimana Gubernur Kaltim Isran Noor yang telah meresmikan pengiriman Swath Robin.
“Atas nama pemerintah dan masyarakat Kaltim, saya ucapkan terima kasih dan selamat kepada manajemen PT Allvina Prima yang berhasil memproduksi Kapal Roro “Swath Robin”, yang akan segera didelivery ke Maldives,” kata Isran saat berada di atas SWATH Robin, Jumat (16/7/2021)
Mantan Bupati Kutai Timur (Kutim) itu sangat bangga dengan anak-anak Kaltim yang telah mampu memproduksi Swath Robin. Selain itu juga merupakan kebanggaan yang patut untuk ditingkatkan.
Buktinya, bantaran Sungai Mahakam memiliki potensi besar dalam bisnis galangan kapal, bukan hanya untuk tugboat dan ponton, tapi juga jenis kapal pesiar seperti Swath Robin.
“Ini sekaligus tantangan bagi kita. Produk kapal anak-anak Kaltim ini harus kita promosikan lebih kencang lagi agar lebih dikenal dunia. Bahwa Kaltim bisa memproduksi sarana dan prasarana perhubungan seperti ini,” seru Isran penuh semangat.
Perlu diketahui, Swath Robin dikerjakan oleh tidak kurang dari 150 tenaga kerja yang merupakan anak-anak Kaltim. Proyek kapal ini didanai oleh pengusaha dari Malaysia dengan perkiraan biaya sekitar US$ 2 juta atau setara Rp28 miliar. Sementara harga jual ke pengusaha Maldives sekitar US$ 7 juta atau sekira Rp98 miliar.
“Sekali lagi saya bangga dan bahagia. Ini adalah karya besar anak bangsa yang dihasilkan oleh anak-anak Kalimantan Timur,” tutur orang nomor satu di Kaltim itu.
Ia juga berharap agar Dinas Pariwisata Kaltim bisa membuat kapal sejenis dan mengoptimalkannya untuk promosi wisata laut di kawasan kepualauan Derawan dan sekitarnya.
Sementara itu, sang perancang Swath Robin, Ridwan Najjar menjelaskan kepada Gubernur Isran Noor bahwa kapal dengan kekuatan 600×2 horse power (HP) tersebut didesain sebanyak 4 lantai.
Dimana, Lantai 1 terdapat 12 ruangan, diantaranya ruang message, ruang pembuat air tawar menjadi air bersih dan ruang elektrik. Kemudian di lantai 2 ada restoran, bar dan 4 kamar penumpang. Lalu di lantai 3 terdapat kamar penumpang, kamar kapten kapal dan ruang kemudi. Sedangkan lantai 4 disiapkan untuk jacuzzi atau tempat bersantai.
Kapal ini merupakan yang pertama dibuat di Asia Tenggara untuk model SWATH, memiliki keunikan tersendiri. Kapal ini dibangun dengan model twin hull, yakni menggunakan dua pengapung berbentuk torpedo (lambung kembar).
Kapal pesiar ini juga lebih aman saat berlayar dengan kecepatan tinggi serta didesain lebih mudah bagi pelancong yang hobi menyelam karena lantai bisa diatur cukup dengan air laut.
“Kapal ini menggunakan model twin hull jadi lebih aman, karena kurang menahan air. Di bawah bentuknya seperti torpedo,” jelas pria yang sudah berkeliling dunia sebagai pelaut itu.
Ridwan juga mengisahkan, pembuatan kapal pesiar ini awalnya juga diminati pengusaha China, Maldives dan Malaysia. Namun dia terus berjuang agar Swath Robin bisa dibuat di Kaltim. Dan terwujud kapal dirancang dan dibangun di bantaran Sungai Mahakam, tepatnya Kecamatan Anggana, Kutai Kartanegara.
“Semangat saya agar menjadi karya anak bangsa dan juga menjadi kebanggaan bagi Kalimantan Timur,” ungkap Ridwan.
Turut hadir mendampingi Gubernur Isran Noor dalam peresmian delivery Swath Robin ke Maldives, Kadis Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Kaltim HM Yadi Robyan Noor, Kepala Diskominfo HM Faisal dan Kadis Pariwisata Sri Wahyuni.