SAMARINDA : Staf Khusus Kementerian Koordinator Perekonomian Irfan Asy’ari Sudirman Wahid mengatakan bahwa media merupakan penjaga gawang sekaligus pengawal yang mengontrol kinerja pemerintah di tingkat pusat maupun daerah.
“Media harus menjadi partner, kalau pemerintahannya melenceng diingatkan, ditegur. Nah pemerintah juga sama, misal Pemprov Kaltim, gak bisa gubernur, wagub atau siapapun kupingnya tipis karena dikritisi,” tegasnya di Olah Bebaya, Kompleks Odah Etam, Jalan Gajah Mada Samarinda, Senin, 7 April 2025.
Menurut Gus Ipang Wahid, sapaan akrab Irfan Asy’ari Sudirman Wahid, media menjadi jantung dari sebuah kehidupan dalam pemerintahan. Pemerintah tidak akan pernah bisa efektif kalau tidak ada media
“Karena ibaratnya orang main golf kalau dia hole in one tapi gak ada yang melihat, tidak ada foto, orang tidak akan tahu,” tuturnya.
Sama halnya dengan pemerintah. Kalau tidak bisa mengomunikasikan dengan baik dan benar apa yang sedang, akan atau sudah dilakukan maka pemerintah tidak bisa membuat informasi yang akurat kepada rakyat.
“Nah, hasilnya kalau informasinya bagus, rakyat gak tahu. Kalau informasinya buruk, rakyat juga akan lebih marah-marah. Di situ lah pentingnya media,” tegasnya.
Ia menjelaskan, peran media harus seiring dan sejalan dengan pemerintah. Namun, bukan berarti media itu harus selalu mendukung pemerintah. Ia pun menekankan pentingnya mengoptimalkan kolaborasi antara pemerintah dan media dengan basis data.
“Kalau masyarakat datanya tidak suka terhadap apa yang dilakukan pemerintah, media lah sebagai jembatan untuk disampaikan kepada pemerintah. Kalau pun suka, pemerintah jadi bisa meng-improve lagi apa yang sedang mereka lakukan,” jelasnya.