Samarinda – Mengingat pentingnya pencegahan tindak radikal dan terorisme, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pun menyelenggarakan kegiatan kolaborasi penyintas.
Jelas program ini merupakan bentuk kepedulian BNPT terhadap mitra deradikalisasi membangun jalinan kerja sama dan komunikasi antara Forum Koordinasi Pencegahan Teroris (FKPT) dengan penyintas atau stakeholder terkait.
Serta sebagai bentuk inisiasi guna menggelorakan prinsip bela negara dalam pencegahan paham radikal terorisme di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).
Berlangsung di Hotel Mercure Samarinda pada Sabtu 18 September sore hingga menjelang malam, kegiatan ini dihadiri langsung oleh Kepala BNPT, Sekretaris Utama BNPT, Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi beserta jajaran, Perwakilan dari MUI, PW NU, PW Muhammadiyah dan perwakilan Duta Damai serta penyintas.
Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar menerangkan, selama ini BNPT memiliki program kerja dan telah menginisiasi pertemuan pelaku dan penyintas karena sebagai perwakilan negara.
Melihat kekerasan-kekerasan yang ada ini tentu pihaknya yang memiliki peran dan tanggung jawab melindungi penyintas, harus bisa memaksimalkan upaya koordinasi di antara penegak hukum.
Sebagaimana diketahui bahwa kepolisian yang dibantu oleh TNI telah menugaskan satuan tugas pemantau, untuk melakukan penyiaran kepada kelompok kriminal bersenjata yang melakukan aksi terorisme. Dan ini sedang berjalan.
Di samping peran aparatur negara, Kepala BNPT itu pun mengajak setiap pihak khususnya para tokoh masyarakat agar dapat memberikan dukungan nyata demi membantu mencegah kembali terjadinya kekerasan-kekerasan tersebut.
“Ada banyak hal yang memang perlu dikoordinasikan. Terutama dengan perikatan tokoh masyarakat, tokoh adat agar kiranya kekerasan ini bisa dihentikan karena ini kekerasan yang melawan nilai-nilai kemanusiaan,” ucapnya saat mengisi acada di Ballroom Hotel Mercure Samarinda, Sabtu (18/9/2021).
Di dalam pertemuan ini dibahas juga program-program capaian kinerja yang telah dilaksanakan FKPT Kaltim serta pelibatan penyintas dalam pencegahan aksi terorisme.
Boy juga mengatakan bahwa anak muda pengguna internet rentan disusupi pemahaman yang dapat mengubah karakter. Ke depannya agar tidak ada lagi pelaku aksi terorisme akibat propaganda seperti Zaskia Aini atau setidaknya mampu menghindar dari narasi pemecah belah.
“Jangan ada lagi Zaskia Aini lain yang menjadi korban propaganda dari orang yang mengedepankan intoleransi,” ujar Boy.
“Tentu dengan jalinan kolaborasi bersama semua pihak, kita bisa samakan tekad kita saya yakin upaya ini akan mendapatkan hasil yang lebih baik kedepannya,” pungkasnya.