Bontang – Hampir tak terlihat dari sisi jalan, Warung Bucu yang berlokasi di Jalan Cut Nyak Dien No.108, Kelurahan Bontang Kuala, Kecamatan Bontang Utara, Kota Bontang ternyata kerap didatangi pejabat daerah.
Dengan mengusung konsep bernuansa Bali, Warung Bucu menjual beragam jenis makanan khas seperti makanan khas Bali, Nusantara Tentang Barat (NTB) dan Bontang.
“Yang paling favorit dan cepat sold out untuk makanan Bali adalah ayam betutu sambal matah dan ayam geprek sambal matah. Untuk tetangganya Bali yakni NTB ada ayam bakar taliwang dan gami yang merupakan makanan khas Bontang bagi tamu-tamu dari luar daerah,” kata owner Warung Bucu, Gede Astriawan saat ditemui awak media, Jumat (17/9/2021).
Bukan hanya masyarakat dan jurnalis, warung estetik ini kerap kali dikunjungi oleh pejabat daerah baik pemerintah kota (Pemkot) maupun DPRD Bontang.
“Betul, awalnya saya kaget ada pejabat, tapi belakangan ini sudah biasa. Ya mungkin alasan mereka datang warung kita tidak jauh dari Pendopo Rumah Jabatan,” ujarnya.
Namun tidak menutup kemungkinan kedatangan pejabat dengan durasi waktu yang terus menerus karena tergugah oleh keunikan serta interior dari warung tersebut.
“Walaupun ini masuk lorong, kita coba menampilkan yang lebih menonjol sebab itu bagian dari marketing bisnis,” ujarnya.
Dirinya berharap, dengan menonjolkan keunikan dari usaha tersebut akan muncul pesaing-pesaing baru untuk mendukung pemerintah melalui program pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) dan UMKM.
“Saya mencoba memotivasi warga sekitar untuk mengembangkan usaha baru, apalagi pemerintah sedang menggodok program parekraf. Wah ini malah lebih bagus,” tuturnya.
Sementara itu, untuk membantu Pemkot Bontang dalam mengurangi penyebaran Covid-19, Warung Bucu menerapkan protokol kesehatan (prokes) yang ketat dengan jam operasional mulai dari pukul 08.00 hingga 22.00 Wita.
Namun, selama masih penerapan PPKM Level 3. Warung Bucu buka mulai dari pukul 10.00 Wita hingga 20.00 Wita, sesuai dengan anjurang Pemkot Bontang.
“Ya, jam kita sesuai dengan aturan pemerintah daerah, namun kita sebagai UMKM berharap jangan ditutup lagi seperti sebelumnya karena tidak ada pembeli,” ujarnya.
Dia juga mengapresiasi kinerja Pemkot Bontang dalam penanganan Covid-19 sehingga Bontang saat ini berada di PPKM Level 3 dengan beberapa kelonggaran seperti diizinkan kapasitas 50 persen pengunjung.
“Intinya jangan tutup, kalau diizinkan makan di tempat dengan prokes yang ketat, kami sangat berterima kasih. Sebab akan membangkitkan kembali roda ekonomi UMKM,” terangnya.
Dirinya berharap, Kota Bontang segera pulih dari wabah Covid-19 asal Wuhan China ini. Sebab karena virus ini kehidupan ekonomi UMKM dan pariwisata melorot drastis.
“Tentu semua merasakan dampaknya, harapan kita, segera berakhir pandemi ini agar kembali normal seperti sedia kala,” tutupnya.