SAMARINDA: Musibah kebakaran terjadi di kawasan pemukiman padat penduduk di Jalan Teuku Umar Gang 01, RT 36, Kelurahan Lok Bahu Sungai Kunjang Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim) Kamis (11/4/2024) malam pukul 19.25 Wita.
Menurut data dari Info Taruna Samarinda (ITS) menyebutkan dampak dari kebakaran di samping Gedung DPRD Kaltim tersebut menghanguskan 5 rumah dan 2 rumah terdampak.
Meskipun tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu, namun beberapa relawan mengalami luka.
Tidak hanya harta benda yang menjadi korban, 1 relawan alami luka bakar, 2 relawan luka ringan, 1 relawan sesak nafas dan 3 warga alami shock dalam upaya pemadaman tersebut.
Kemudian, peristiwa tersebut mengakibatkan 30 jiwa dalam 5 keluarga yang terdampak. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam insiden itu.
Informasi yang diterima dari Kepala Bidang Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Dinas Pemadam Kebakaran (Disdamkar) Samarinda Teguh Setya Wardana menyebutkan terdapat beberapa relawan yang mengalami luka.
“Ada juga satu warga struk dalam kejadian itu, sementara beberapa pasien yang mengalami luka dilarikan ke rumah sakit terdekat,” jelas Teguh.
Kemudian, Teguh mengungkapkan beberapa kendalan saat penanganan kebakaran, salah satunya gang jalan yang sempit, banyak warga menonton dan sumber air terbatas.
“Untuk dugaan awal kita masih menunggu investigasi pihak berwajib, apakah itu konslet listrik atau kompor,” lanjutnya.
Selain itu, informasi kejadian juga diperoleh langsung dari Ketua RT 36 Andri Herpanda.
“Kejadiannya pas sekali saat kami akan melaksanakan salat isya, tiba-tiba ada teriakan kebakaran-kebaran. Setelah dilihat ternyata api sudah besar,” ungkapnya, Kamis (11/4/2024).
“Ada saksi mata juga yang melihat asap tiba tiba api langsung keluar dan membesar dari dalam rumah,” sambungnya.
Menurut Andri, diduga awal penyebab kebakaran adalah bocornya pipa gas saat salah satu warga sedang proses memasak di dapur salah satu rumah.
“Api dengan cepat merambat mengingat bangunan di sekitarnya dominan terbuat dari kayu,” ucapnya.
Andri sebagai Ketua RT meminta kepada seluruh warga untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi kebakaran.
“Kami minta kepada seluruh warga lebih hati-hati, khususnya berhubungan dengan hal yang bisa menyebabkan terjadinya kebakaran. Kompornya dicek, begitu juga dengan listriknya,” pintanya.
Selanjutnya, Andri berharap pemerintah memberikan peran lebih dalam sosialisasi di setiap kampung yang rentan mengalami kebakaran dan menyediakan fasilitas preventif seperti hydran.
“Kami berharap agar kejadian ini tidak terulang, tentu juga dengan dukungan dari pemerintah,” ungkapnya.
Dengan kerjasama berbagai pihak, diharapkan dapat meminimalisir risiko kebakaran di masa depan.
Dalam upaya pemadaman api selama 2 jam berbagai pihak terlibat, termasuk Disdamkar, Relawan Kota Samarinda, BPBD Kota Samarinda dan Provinsi Kaltim, Satlantas Polresta Samarinda serta Emergency Medical Team (EMT-ITS).
Selain itu, beberapa unsur di lapangan lainnya terlibat seperti Comment Centre 112, PMI Samarinda, Tagana kota dan provinsi, Babinsa, Bhabinkamtibmas, Polsekta Sungai Kunjang, Patroli Beat 110, PLN Samarinda dan Dishub Samarinda.
Total sembilan unit fire truck dari Disdamkar dan PMK swasta serta 20 mesin portabel relawan dikerahkan untuk memadamkan api.(*)