JAKARTA: Sebagai bentuk penghormatan kepada para pelaut, Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut memperingati Hari Pelaut Sedunia 2025 yang mengusung tema internasional dari IMO: “My Harassment-Free Ship”.
Peringatan ini berlangsung di Gedung Kementerian Perhubungan, Rabu, 25 Juni 2025.
Tema tersebut menjadi seruan global untuk menciptakan lingkungan kerja maritim yang aman, sehat, dan bebas dari segala bentuk pelecehan.
Sebagai simbol penghormatan, seluruh kapal di wilayah Indonesia membunyikan suling kapal secara serentak pada pukul 10.00 WIB, 11.00 WITA, dan 12.00 WIT.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Muhammad Masyhud, menekankan pentingnya perlindungan terhadap awak kapal dari pelecehan, diskriminasi, dan kekerasan.
Ia menyatakan bahwa Kemenhub telah menerapkan prinsip “zero tolerance” terhadap kekerasan di kapal, yang diintegrasikan ke dalam kebijakan manajemen kapal dan kurikulum pelatihan pelaut.
“Kami telah menyusun pedoman pencegahan pelecehan dan perundungan di kapal berdasarkan rekomendasi IMO dan ILO,” jelas Masyhud.
Ia juga menyampaikan apresiasi terhadap dedikasi pelaut Indonesia yang menjadi tulang punggung konektivitas nasional dan global.
“Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar sangat bergantung pada para pelaut. Peringatan ini adalah momentum untuk meningkatkan kesejahteraan, keselamatan, dan profesionalisme pelaut Indonesia,” tegasnya.
Dalam peringatan tersebut, Kemenhub juga meluncurkan transformasi Klinik Utama BKKP menjadi Klinik Utama Sentra Maritim Medika (SMM).
Klinik ini kini hadir sebagai pusat layanan kesehatan kerja maritim yang inklusif, terbuka bagi pelaut maupun masyarakat umum.
“Klinik SMM hadir dengan digitalisasi layanan, branding modern, dan standar profesional untuk mendukung keselamatan dan produktivitas pelaut,” tambah Masyhud.
Direktur Perkapalan dan Kepelautan, Samsuddin, menyatakan bahwa Hari Pelaut Sedunia bukan sekadar seremoni, melainkan momentum untuk memperkuat perlindungan pelaut melalui kebijakan konkret dan fasilitas nyata, termasuk peluncuran Klinik SMM.
“Tema ‘My Harassment-Free Ship’ sejalan dengan Maritime Labour Convention 2006 yang menjamin hak pelaut atas lingkungan kerja yang aman dan manusiawi,” ujarnya.
Pada kesempatan ini juga dilakukan penyerahan santunan kepada ahli waris pelaut yang meninggal dunia saat bertugas, sebagai bentuk penghormatan atas pengabdiannya.
“Ini bukti kehadiran pemerintah dalam melindungi hak-hak pelaut Indonesia,” tambah Samsuddin.
Peringatan ini turut diramaikan dengan talkshow interaktif yang menghadirkan narasumber dari lintas sektor, termasuk Kementerian Luar Negeri, INSA, dan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah.
Acara juga diikuti oleh pejabat Kemenhub, kementerian/lembaga terkait, direksi BUMN, asosiasi pelayaran, serta seluruh UPT Ditjen Hubla dari berbagai daerah secara daring.
Kemenhub berharap peringatan Hari Pelaut Sedunia 2025 menjadi tonggak kolaborasi yang lebih luas dalam membangun industri maritim Indonesia yang inklusif, profesional, dan berdaya saing tinggi.