SAMARINDA: Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Akmal Malik menegaskan Ibu Kota Nusantara (IKN) bukanlah kawasan industri, melainkan pusat administrasi kedepannya.
“Jadi, saat ini kita masih membangun intinya. Yang dibangun mana, buffer zonenya. Buffer zonenya, ekosistem ekonominya sudah berjalan karena membangun ekosistem ekonomi itu bukan perkara yang mudah,” kata Akmal.
Hal itu ia katakan usai menerima Manajemen Hyundai Construction Equipment Indonesia di Rumah Jabatan Gubernur Kaltim, Jalan Gajah Mada Samarinda, Selasa (16/7/2024).
Sehingga, lanjutnya, apabila pebisnis dari luar negeri maupun luar Kaltim ke Benua Etam, maka itu sudah tepat karena ekosistem bisnisnya sudah terbangun.
Akmal mengungkapkan, langkah Pemprov Kaltim sekarang adalah bagaimana mendorong para investor membangun di kawasan buffer zonenya.
Ia meyakini, seperti ibu kota baru negara-negara besar, IKN kelak menjadi kota digital. Namun, untuk mewujudkan itu membutuhkan waktu 10-30 tahun ke depan. Oleh sebab itu, IKN memerlukan infrastruktur yang bagus.
“Jadi, yang akan sukses nanti adalah yang paling ekonomis. Dimana itu, ya di kawasan IKN dan sekitarnya. Mereka akan membangun ekonomi yang efisien karena bisnis itu adalah bagaimana efisiensi dan efektivitas,” jelasnya.
Ia menambahkan, keberadaan pengusaha atau investor sangat diperlukan di Provinsi Kaltim selain bukan hanya untuk pengembangan IKN, tapi juga mendukung penyerapan tenaga kerja di Kaltim.
“Terpenting, jangan hanya sebagai tenaga kasar saja, tetapi dipekerjakan juga sebagai tenaga profesional,” pungkasnya.(*)