JAKARTA: Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan RI, bekerja sama dengan Ministry of Land, Infrastructure, Transport and Tourism (MLIT) Jepang, membuka Bimbingan Teknis Bidang Kepelabuhanan, Rabu, 2 Juli 2025 di Ayana Midplaza, Jakarta.
Kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Indonesia–Jepang (JIEPA), khususnya dalam aspek pengembangan sumber daya manusia dan kerja sama teknis di sektor maritim.
Direktur Kepelabuhanan Ditjen Perhubungan Laut, Muhammad Anto Julianto, mewakili Dirjen Perhubungan Laut Muhammad Masyhud, menyampaikan apresiasi atas kolaborasi yang terjalin lebih dari lima dekade antara Indonesia dan Jepang.
“Kami menyambut baik kegiatan ini sebagai wujud dukungan terhadap JIEPA. Kolaborasi ini sangat penting dalam meningkatkan kapasitas SDM, berbagi informasi dan pengetahuan, serta mendorong modernisasi sektor kepelabuhanan Indonesia,” ujar Anto.
Anto menekankan bahwa pelatihan ini memiliki nilai strategis dalam mendorong transformasi pelabuhan nasional agar lebih kompetitif, berdaya saing, dan berkelanjutan.
“Kita bisa belajar dari pengalaman Jepang dalam membangun infrastruktur pelabuhan yang modern dan ramah lingkungan. Ini akan sangat relevan dalam menghadapi tantangan era global dan meningkatkan fasilitasi perdagangan bilateral,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Koordinator Internasional MLIT Jepang, Fujiwara Hiromichi, menegaskan pentingnya pelatihan ini sebagai langkah lanjutan kerja sama teknis antara kedua negara.
“Pelatihan ini adalah hasil diskusi intensif sejak November lalu dan menjadi inisiatif pertama berdasarkan permintaan Pemerintah Indonesia dalam kerangka JIEPA,” kata Fujiwara.
Ia juga mengungkapkan kebanggaannya terhadap kepercayaan Indonesia kepada Jepang dalam proyek-proyek strategis, termasuk keterlibatan Jepang dalam pembangunan Pelabuhan Patimban.
“Saya baru saja mengunjungi Pelabuhan Patimban. Kemajuannya luar biasa. Jepang merasa terhormat menjadi bagian dari pembangunan ekonomi Indonesia,” ujarnya dengan penuh antusias.
Fujiwara menjelaskan, pelatihan ini akan berlangsung selama tiga hari (2–4 Juli 2025), dengan materi yang mencakup:
1. Perencanaan dan pengelolaan pelabuhan
2. Pemeliharaan fasilitas pelabuhan
3. Adaptasi terhadap perubahan iklim
4. Studi kasus infrastruktur pelabuhan berkelanjutan
Para peserta akan dibimbing langsung oleh para pakar terkemuka dari Jepang dengan pengalaman praktik di berbagai proyek internasional.
“Walau singkat, kami yakin pelatihan ini akan memberi wawasan aplikatif dan up to date bagi peserta,” tegas Fujiwara.
Pelatihan ini diikuti oleh para pejabat teknis, staf pelabuhan, dan pemangku kepentingan dari berbagai wilayah di Indonesia.
Kegiatan ini tidak hanya menjadi momentum peningkatan kapasitas teknis, tetapi juga mempererat hubungan bilateral Indonesia–Jepang dalam pengembangan sektor maritim.
“Kami berharap kegiatan ini menjadi fondasi untuk layanan pelabuhan nasional yang lebih berkualitas, modern, dan mendukung daya saing logistik Indonesia di tingkat global,” tutup Anto.