SAMARINDA : Provinsi Kalimantan mencatatkan angka inflasi sebesar 0,20 persen pada bulan mei.
Angka ini menunjukkan penurunan dari bulan sebelumnya yakni sebesar 0,42 persen.
Demikian Ujang Rachmad, Asisten Perekonomian dan Administrasi Pembangunan, di peringatan Hari Konsumen Nasional (Harkonas) 2023 di Halaman Parkir GOR Kadrie Oening Sempaja, Minggu (2/7/2023).
“Alhamdulillah, dengan senang hati saya sampaikan bahwa tingkat inflasi kita berhasil turun,” katanya.
Pada bulan mei sebelumnya, tingkat inflasi berada di angka 0,42 persen, tetapi sekarang turun menjadi 0,2 persen.
Ia menambahkan, salah satu faktor penurunan inflasi ini adalah harga transportasi yang menurun.
Selain itu, kelompok makanan, minuman, dan tembakau juga mengalami penurunan harga.
Penurunan ini merupakan hasil dari implementasi empat strategi dalam penanganan inflasi.
“Pertama, pemerintah berupaya menjaga ketersediaan pasokan barang dan jasa. Dengan memastikan pasokan yang cukup, diharapkan harga dapat tetap stabil,” terangnya.
Kedua, upaya untuk menjaga keterjangkauan harga bagi konsumen.
Dalam hal ini, pemerintah berperan dalam mengawasi dan mengendalikan harga pasar agar tetap terjangkau bagi masyarakat.
Selain itu, kelancaran distribusi barang dan jasa juga menjadi fokus dalam mengendalikan inflasi.
Dengan memastikan distribusi yang baik, diharapkan harga tidak naik secara signifikan akibat hambatan logistik.
Terakhir, pentingnya komunikasi yang efektif antara produsen dan konsumen dalam menjalankan hak dan kewajiban masing-masing.
Dengan demikian, konsumen dapat memahami produk dan harga yang ditawarkan.
“Sedangkan produsen dapat memahami kebutuhan dan keinginan konsumen,” tandasnya.
“Pemerintah daerah Kalimantan Timur berharap bahwa penurunan inflasi ini akan berdampak positif terhadap perekonomian masyarakat,” imbuhnya.
Selain itu, Ujang juga menyampaikan bahwa Indeks Keberdayaan Konsumen (IHK)0 Kalimantan Timur berada pada angka 55,25 persen, yang menunjukkan kategori yang mampu.
Namun, ia berharap dapat meningkatkan kategori tersebut menuju yang lebih tinggi.
“Kita berharap meraih kategori berdaya atau kategori tertinggi. Saat ini kita baru mencapai kategori mampu dengan IKK 55,25 persen,” terangnya. (*)