SAMARINDA : SMA Negeri 5 Samarinda Kalimantan Timur (Kaltim) berhasil memanen buah melon hidroponik untuk pertama kalinya pada Senin (25/11/2024).
Program ini merupakan bagian dari upaya sekolah mendukung siswa mengembangkan keterampilan bercocok tanam sekaligus melatih kemandirian di luar bidang akademik.
Kepala SMA Negeri 5 Samarinda, Budiono, mengapresiasi keberhasilan program yang mengintegrasikan metode hidroponik ke dalam kurikulum sekolah.
Ia menyebut, langkah ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa menghadapi dunia kerja dengan keterampilan nyata.
“Program ini adalah bagian dari pembentukan karakter siswa yang adaptif dan progresif. Insya Allah, setelah panen melon ini, kita akan melanjutkan dengan penanaman anggur,” ujar Budiono.
Budiono menjelaskan bahwa SMA Negeri 5 juga telah menerapkan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dalam dua tahun terakhir.
Salah satu hasilnya adalah karya batik buatan siswa yang menjadi kebanggaan sekolah.
“Target kami, tahun depan seragam sekolah akan berbahan batik karya siswa sendiri. Program ini menunjukkan bahwa siswa dapat berkarya bahkan di luar jam sekolah,” tambahnya.
Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kaltim, Irhamsyah, mengungkapkan bahwa panen melon ini merupakan langkah inovatif untuk mendidik siswa agar siap menghadapi dunia usaha dan industri.
“Kami menerapkan konsep dual track, di mana siswa tetap diarahkan melanjutkan pendidikan tinggi, tetapi juga dibekali keterampilan praktis untuk menghadapi dunia kerja,” kata Irhamsyah.
Selain program kemandirian siswa, SMA Negeri 5 Samarinda juga mempercepat pembangunan gedung baru. Budiono melaporkan proyek ini telah mencapai 81% dan direncanakan rampung pada Desember 2024.
“Kami berharap gedung ini bisa digunakan pada awal tahun 2025. Dengan fasilitas yang lebih baik, kami siap mencetak siswa yang berprestasi dan mandiri,” ujarnya.
Dengan berbagai inovasi ini, SMA Negeri 5 Samarinda terus bertransformasi menjadi institusi pendidikan yang unggul, memadukan keterampilan akademik dan praktis untuk mencetak generasi yang siap menghadapi tantangan masa depan.(*)