Samarinda – Terjadinya longsor di pylon 7 Jembatan Mahkota II Samarinda membuat Pemerintah Kota Samarinda mengambil keputusan untuk menutup jembatan akses utama masuk Samarinda dari arah Palaran.
Sejak waktu penutupan itu, Wali Kota Samarinda Andi Harun membeberkan pihaknya telah melakukan rapat membahas perkembangan terakhir tentang perjalanan hingga pelaksanaan investigasi teknis terkait jembatan.
Sebulan lebih lamanya jembatan ini ditutup dan hari ini Kamis 10 Juni 2021 siang resmi dibuka kembali oleh orang nomor satu di Kota Samarinda. Namun dengan nama yang berbeda.
“Hari ini diadakan syukuran sekaligus peresmian nama jembatan yang tadinya Mahkota II beralih menjadi Achmad Amins,” ungkap Andi.
Andi menjelaskan Ahmad Amins adalah nama mantan Wali Kota Samarinda yang mencetuskan ide untuk melaksanakan segala upaya pembangunan jembatan yang menjadi seperti sekarang ini.
“Lebih 10 tahun lamanya waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian jembatan ini,” sebut Andi.
Dia pun menuturkan pembangunan yang dimulai sejak tahun 2003 ini sangat beralasan untuk didedikasikan kepada Achmad Amins.
Lanjutnya, terkait pengamanannya sendiri, Andi mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan Dishub dan Polresta Samarinda untuk melakukan pengamanan serta pengawasan terhadap kendaraan yang melintas.
Karena yang disampaikan oleh orang nomor satu di Kota Samarinda itu bahwa yang dapat melintas di Jembatan Achmad Amins adalah kendaraan jenis pribadi seperti kendaraan roda 2, roda 4 dan yang bersifat urgent atau darurat seperti ambulan atau pengangkut sampah.
AH sapaan akrabnya juga menjelaskan terkait kondisi jembatan, saat ini secara teknis baik dari pengukuran pilar, kabel atas maupun bawah serta pengukuran retak telah disimpulkan oleh Komisi Keselamatan Jembatan dan Terowongan Jalan Kementerian PUPR. Kondisi jembatan dilaporkan masih dalam keadaan aman.
Ketua Gerindra Kaltim ini juga mengharapkan agar seluruh masyarakat Kota Samarinda tanpa terkecuali ikut serta mengawasi jembatan ini.
AH menambahkan saat ini pihaknya masih melakukan monitoring secara berkala.
Untuk pembukaan jembatan secara total akan dilakukan setelah pekerjaan pengamanan di sekitar pylon 7 akan dilaksanakan. Setelah hal itu benar-benar dipastikan aman barulah diterapkan pembukaan secara total bagi kendaraan.
Andi juga membeberkan terkait besarnya dana untuk perawatan pada jembatan ini memakan biaya kurang lebih Rp50 miliar.
Selanjutnya akan dikoordinasikan bersama Dinas PU Provinsi, Kementrian PUPR dan Direktorat Jenderal Bina Marga untuk menyiapkan alokasi anggaran perawatan jembatan.