KUKAR: Dalam upaya memperkuat kapasitas dan etika kerja wartawan lokal, Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), menggelar pelatihan jurnalistik yang dilaksanakan di Polres Kukar, Rabu, 11 Juni 2025.
Kegiatan ini diikuti 20 peserta dari Kukar dan Samarinda, serta menghadirkan sejumlah jurnalis senior, serta tokoh organisasi pers terkemuka di Kalimantan Timur (Kaltim).
Narasumber dalam pelatihan ini antara lain Ketua JMSI Kaltim, Mohammad Sukri; Kontributor CNN Indonesia, Suriyatman; Bendahara PWI Kaltim, Heldyannur, dan Kepala Biro Samarinda Pos, Wahidin Noor.
Hadir pula dalam pembukaan, Kabag Ren Polres Kukar AKP, Panca Gunadi; Ketua PWI Kukar, Bambang Irawan; Dewan Pakar JMSI Kukar, Dani Ruslan; serta Ketua JMSI Kukar, Bayi Islami Surya.
Dalam sesi pembukaan, Heldyannur dari PWI Kaltim membahas akar sejarah jurnalistik Indonesia dan menegaskan peran penting pers sejak era perjuangan kemerdekaan.
“Pada masa penjajahan, tulisan-tulisan yang diterbitkan di surat kabar menjadi alat perjuangan yang strategis,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan bahwa jurnalistik adalah disiplin ilmu yang tidak hanya mengandalkan teknik, tetapi juga dibangun di atas prinsip moral dan profesionalisme yang kuat.
“Seorang jurnalis harus punya fondasi etik yang kokoh agar mampu menjaga integritas publik,” tambahnya.
Sesi selanjutnya diisi oleh Mohammad Sukri yang menekankan pentingnya komitmen terhadap profesi serta pemahaman mendalam terhadap kode etik jurnalistik.
Ia mengajak peserta menjadikan pelatihan ini sebagai pijakan awal menuju jurnalisme yang bertanggung jawab.
“Menjadi jurnalis bukanlah profesi coba-coba. Ini pekerjaan yang menuntut kepekaan, integritas, dan kesiapan menghadapi berbagai risiko,” ujarnya.
Dalam sesi praktik lapangan, Suriyatman dari CNN Indonesia menantang peserta untuk menangkap isu di sekitar lingkungan Polres Kukar dan mengembangkannya menjadi ide liputan yang tajam dan relevan.
“Untuk mencari ide liputan, yang dibutuhkan adalah kepekaan,” singkatnya.
Materi terakhir pada hari pertama disampaikan oleh Wahidin Noor dari Samarinda Pos.
Ia membedah teknik wawancara, pengumpulan data, serta penyusunan berita yang akurat dan sesuai dengan kaidah jurnalistik.
“Menulis berita bukan sekadar menyusun kata-kata, tetapi bagaimana agar informasi itu mudah dicerna dan tetap faktual,” jelasnya.
Pelatihan ini akan berlanjut pada hari kedua dengan materi lanjutan dari narasumber yang sama.
Program ini merupakan bagian dari komitmen JMSI Kukar dalam memperkuat kompetensi wartawan lokal di tengah arus informasi yang cepat dan penuh tantangan.
Bagi para peserta, kegiatan ini tidak hanya menambah wawasan, tetapi juga menyadarkan mereka akan pentingnya tanggung jawab sosial seorang jurnalis.
“Saya sangat bersyukur bisa ikut pelatihan ini. Saya mendapatkan banyak wawasan baru. Mudah-mudahan ke depannya saya bisa menjadi jurnalis,” ujar Romi, salah satu peserta.