SAMARINDA : Di tengah ketegangan politik menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024, Jurnalis Milenial Samarinda dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Samarinda Kalimantan Timur (Kaltim) mengadakan diskusi publik.
Diskusi dengan tema “Netralitas Adalah Kunci, Jurnalis Bukan Juru Kampanye”, berlangsung di T-Co Coffee, Jalan Banggeris, Samarinda, Minggu (17/11/2024).
Dalam diskusi ini, Ketua AJI Samarinda, Yuda Almerio, menekankan pentingnya jurnalis memegang teguh Kode Etik Jurnalistik, terutama dalam menjaga independensi dan objektivitas pemberitaan.
Yuda menjelaskan, tekanan dari perusahaan media kerap membuat wartawan harus berpihak secara tidak langsung kepada salah satu pasangan calon (paslon), terutama akibat kontrak bisnis media tersebut.
Namun, ia mengingatkan bahwa tugas jurnalis adalah menyajikan berita yang faktual dan berimbang, tanpa memihak.
“Di kode etik jurnalistik, wartawan harus independen, berimbang, dan tidak beritikad buruk. Wartawan tidak boleh menjadi pemihak,” tegas Yuda.
Ketua Persatuan Wartawan Indonesia Kalimantan Timur (PWI Kaltim), Abdurrahman Amin, turut menyetujui pernyataan Yuda dan mengingatkan agar wartawan tidak menjadi alat propaganda yang mempengaruhi masyarakat secara sepihak.
Ia juga menekankan bahwa integritas jurnalis dapat dilihat dari sikapnya yang tidak memihak serta menjunjung tinggi kode etik profesi.
“Kita bisa membedakan wartawan yang baik dari yang buruk melalui moralitasnya, terutama saat mereka berusaha mengarahkan opini publik untuk mendukung salah satu paslon,” ujar Rahman.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Kaltim, Mohammad Sukri, memperingatkan jurnalis di lapangan untuk berhati-hati dalam menulis berita dan menghindari penyebaran hoaks.
Menurutnya, meski salah satu paslon lebih aktif dalam memberikan informasi, hal itu tidak seharusnya membuat wartawan berpihak.
Ia mendorong netralitas dan memberikan kebebasan bagi wartawannya dalam memberitakan informasi secara objektif.
Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI), Wiwid Marhaendra Wijaya, penyampaikan peran Pimred sangat penting dalam menjaga objektivitas dan integritas berita.
“Pimred harus memiliki status tertinggi karena dia yang bertanggung jawab atas semua pemberitaan di medianya,” ungkap Wiwid.
Acara dihadiri jurnalis, mahasiswa, dan perwakilan media, bertujuan mempertegas peran jurnalis untuk tetap objektif dan menjaga integritas dalam peliputan politik.
Diskusi ini menekankan pentingnya netralitas jurnalis dalam Pilkada 2024, terutama di tengah maraknya penggunaan media sosial dan teknologi AI yang dapat mempengaruhi persepsi publik.(*)