Samarinda – Mengakui kurangnya jumlah petugas di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman Samarinda, Kalapas Moh Ilham Agung Setyawan pun mengatakan ingin adanya penambahan.
Namun kekurangan petugas bukan hanya terjadi pada tempat ia komando saja melainkan hampir di seluruh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemasyarakatan khususnya di Kanwil Kemenkumham Kaltimtara.
“Jadi hampir setiap tahun rata-rata Unit Pelaksana Teknis (UPT) pemasyarakatan terutama Lapas dan Rutan itu mengusulkan untuk penambahan jumlah petugas,” sebut Ilham, Jumat (27/8/2021).
Kendati demikian, penambahan petugas merupakan keputusan Kanwil yang telah berkoordinasi dengan pusat.
“Namun kami tetap usulkan bahwa kurang, gitu,” bebernya.
Setiap tahun itu memang ada diberikan penambahan petugas namun biasanya tidak banyak karena untuk jumlahnya sendiri telah disesuaikan dengan tenaga yang direkrut pada tahun itu.
Kurangnya personel ini sebetulnya sudah lama berlangsung, hanya di tahun 2017 itu perekrutan luar biasa banyaknya dan tercatat dalam sejarah karena telah mencapai 17 ribu.
Tapi berjalannya waktu petugas Lapas sudah banyak yang pensiun, pindah dan sebagainya sehingga terjadinya kekurangan.
Disinggung terkait adanya jatah penambahan petugas dari rekrut CPNS Kemenkumham di tahun 2021, Ilham menjelaskan itu sudah pasti ada namun tiap tahun jumlahnya berbeda.
Mengambil contoh di tahun sebelumnya itu mendapat penambahan sebanyak 100 orang pegawai, hanya dari jumlah tersebut, dibagi lagi untuk menyebar di seluruh Provinsi Kaltim. Apalagi ini bukan hanya Kaltim, namun digabung dengan Kaltara.
Sehingga petugas yang disebar lebih diprioritaskan ke tempat yang memang sangat membutuhkan.
Berbicara tentang jumlah ideal, sambung Ilham, untuk Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di Lapas IIA sendiri sebenarnya telah terjadi over kapasitas sebanyak 800 orang dari batas maksimal 200 orang.
“Untuk idealnya sendiri, ya 1 petugas untuk 15 WBP. Nah kalau 800 orang dibagi 15 ya sekitar 50. Namun kan ya tidak mesti segitu yang terpenting jumlah petugasnya representatif lah,” ujarnya.
Terkait kendala atas kurangnya petugas, ia mengatakan jika pihaknya juga tidak boleh menjadi manja hanya karena hal tersebut.
Namun melihat realitas seperti ini, Lapas IIA harus tetap mampu menangani semuanya dengan profesional, dan tetap fokus untuk dapat membimbing WBP untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi ke depan.