Samarinda – Pandemi Covid-19 memaksa semua pelaku usaha lebih inovatif dan kreatif dalam mempertahankan kelangsungan usaha di tengah kebijakan PPKM.
Kepala Disperindagkop dan UKM Kaltim HM Yadi Robyan Noor mengungkapkan saat ini terdapat 307.343 UMKM yang tersebar di 10 kabupaten/kota dengan persentase 96 persen usaha mikro, 3 persen usaha kecil dan 1 persen usaha menengah.
Mengingat PDRB dan ekspor Kaltim saat ini masih memiliki ketergantungan besar terhadap komoditi minyak bumi dan batu bara, Roby mengatakan Gubernur Kaltim H Isran Noor terus melakukan upaya untuk mengoptimalkan sumber daya alam lainnya agar bisa menjadi unggulan perekonomian Kaltim.
“Untuk mewujudkan kedaulatan dalam pemberdayaan ekonomi kerakyatan dan ekonomi wilayah yang berkeadilan, Pemprov Kaltim telah melakukan beberapa program,” kata Roby di ruang kerjanya, Kamis (2/9/2021).
Program yang dimaksud antara lain pendampingan dan fasilitasi UMKM dan kerja sama perdagangan antara Pemprov Kaltim dengan beberapa Pemprov lain.
Menurutnya, program-program yang telah dilaksanakan oleh Pemprov Kaltim sejalan dengan kegiatan kemitraan usaha tersebut.
“Sangat strategis dalam upaya meningkatkan wawasan dan kemampuan para pelaku UMKM Provinsi Kaltim,” ungkapnya.
Khususnya untuk komoditi kerajinan, fashion dan produk pangan.
Ditambahkannya, potensi unggulan Kaltim perlu digali melalui kreativitas para pelaku usaha sehingga mampu memunculkan inovasi produk yang bernilai lebih dan mampu bersaing dengan produk atau komoditi sejenisnya.
Pelaku UMKM juga dituntut tidak alergi teknologi digital, apalagi di era pandemi Covid-19 saat ini.