JAKARTA : Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Sri Wahyuni menegaskan seorang pemimpin harus memiliki komitmen untuk membangun budaya kerja.
Menurutnya, Kaltim menjadi tertinggal akibat kepala perangkat daerah yang kurang memahami dan mengimplementasikan kepemimpinan digital.
“Ada 4 hal yang saya ingin sampaikan dalam ini, yakni kalau kita bicara leadership, kita bicara ruang besarnya dulu atau transformasi digital,” kata Yuni, sapaan akrabnya.
Hal itu ia katakan saat menjadi keynote speaker, sekaligus membuka Pelatihan dan Sertifikasi Government Chief Information Officer (GCIO) Kepala Perangkat Daerah Pemprov Kaltim tahun 2023 di Hotel Mercure Jakarta Selatan, Selasa (23/5/2023).
“Bicara tentang transformasi digital, ada banyak literasi, literatur yang menyebutkan tentang transformasi digital, yang paling sederhana konsepsi atau definisi tentang transformasi digital yaitu ketika organisasi perangkat daerah mendapatkan manfaat yang kompetitif melalui teknologi,” sebutnya.
Apabila hal itu dilakukan, lanjutnya, berarti esensinya sudah pada transformasi digital dan teknologi yang selama ini digunakan sudah memberi manfaat bagi perangkat daerah.
“Tapi sudah memberi manfaat kompetitif tidak, apakah dia hanya sekadar alat untuk trend saja,” tanyanya.
Ia menambahkan, setiap perangkat daerah memiliki website dan aplikasi layanan serta digitalisasi layanan publik.
“Tapi ketika itu tidak memberikan manfaat yang kompetitif kepada organisasi perangkat daerah, maka itu belum membuat kita bertransformasi digital,” tegasnya.
Pelatihan diinisiasi oleh Dinas Komunikasi dan informatika Provinsi Kaltim yang bekerja sama dengan Inixindo Bandung (*).