SAMARINDA: Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) kembali dipercaya menjadi tuan rumah Dialog Serantau Borneo-Kalimantan (DSBK) XVI yang akan digelar pada 17–20 Juni 2025 mendatang di Samarinda.
Forum sastra internasional yang melibatkan sastrawan dari Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam ini mengusung tema “Sastra Memperkaya Jiwa, Sastra Memperkasa Bangsa” sebagai wujud komitmen memperkuat bahasa dan budaya serumpun di Pulau Borneo.
DSBK XVI merupakan kelanjutan dari pertemuan lintas negara yang pertama kali digagas GAPENA (Gabungan Persatuan Penulis Nasional Malaysia) sejak 1987.
Sejak awal, forum ini bertujuan untuk mempererat hubungan kesusastraan dan kebudayaan antarbangsa yang menempati satu wilayah geografis, yakni Pulau Borneo atau Kalimantan.
“DSBK bukan hanya ajang diskusi sastra, tetapi momentum penting untuk memperkuat kolaborasi budaya dan bahasa antara tiga negara serumpun,” ujar Ketua Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kalimantan Timur, Syafril Teha Noer, saat jumpa pers di Hotel Harris, Senin 9 Juni 2024.
Forum yang akan berlangsung sselamatiga hari ini dirancang untuk menghadirkan pembentangan makalah ilmiah dari para sastrawan, akademisi, dan pengamat budaya.
Para pembicara berasal dari Kuala Lumpur, Sarawak, Sabah, Brunei Darussalam, Jakarta, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur selaku tuan rumah.
Sebanyak 200 peserta akan mengikuti forum tersebut, terdiri atas sastrawan, jurnalis, akademisi, dan pegiat seni-budaya. Mereka berasal dari berbagai lembaga sastra dan budaya seperti GAPENA Malaysia, ASTERAWANI Brunei Darussalam, PUTERA Sarawak, PEKASA Sarawak, BAHASA Sabah, PERWILA Labuan, dan IPS Sabah.
Sementara dari Indonesia, peserta hadir tidak hanya dari Kalimantan Timur, tetapi juga dari Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Sulawesi Tengah, NTB, Yogyakarta, hingga Kalimantan Utara. Mereka berasal dari kalangan seniman, dosen, dan pengurus dewan kesenian.
Menurut Syafril, selain sesi dialog, panitia juga menyiapkan agenda muhibah budaya ke Tenggarong, wisata sastra dengan kapal susur Sungai Mahakam, pameran buku, dan parade sastra.
“Kami ingin menghadirkan nuansa lokal yang memperkaya pengalaman peserta sekaligus memperkenalkan budaya Kutai,” tambahnya.
Kegiatan DSBK XVI ini juga dijadwalkan menghasilkan sejumlah rekomendasi tematik tentang strategi penguatan sastra Melayu di kawasan Borneo-Kalimantan serta penunjukan tuan rumah DSBK XVII untuk tahun 2027.
Dukungan penuh terhadap kegiatan ini diberikan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur sejak awal. Gubernur Kaltim dan Wakil Gubernur Seno Aji disebut telah menyatakan komitmennya sejak DKD Kaltim melakukan audiensi pasca pelaksanaan DSBK XV di Brunei Darussalam pada Agustus 2023.
Dukungan juga datang dari kalangan DPRD Kaltim, sebagaimana ditunjukkan anggota Komisi IV-nya, Sarkowi V Zahry. Melalui koordinasi dengan Sekretaris Provinsi Sri Wahyuni Pemprov menyetujui pendanaan DSBK XVI 2025 dilekatkan pada Disdikbud Kaltim.
Sebagai catatan, ini adalah kali kedua Kalimantan Timur menjadi tuan rumah. Sebelumnya, DSBK pernah digelar di Samarinda pada tahun 2011 sebagai edisi ke-10. DSBK XVI 2025 diharapkan menjadi titik balik penguatan ekosistem sastra Melayu di wilayah serantau sekaligus mempertegas posisi Kalimantan Timur dalam jejaring budaya Asia Tenggara. (Adv/diskominfokaltim)
Editor: Emmi