SAMARINDA: Menjelang perayaan Iduladha 1445 Hijriah, warga Samarinda Kalimantan Timur (Kaltim) dihadapkan persoalan kelangkaan pasokan gas bersubsidi LPG 3 Kg atau Elpiji tabung melon.
Dalam hal itu, Anggota Komisi II DPRD Kota Samarinda Laila Fatihah mengkritik Dinas Perdagangan (Disdag) terkait ketidakjelasan distribusi gas Elpiji bersubsidi.
Ia menyebut bahwa hingga saat ini masih belum jelas siapa saja yang berhak menerima Elpiji bersubsidi tersebut.
“Disdag selalu memberi suatu inovasi bahwa akan diinventarisir siapa saja yang bisa menerima, tapi sampai sekarang kita tidak tahu mana yang berhak menerima,” ujar Laila dalam pernyataannya.
Ia menyoroti bahwa ketika gas Elpiji tiba, banyak orang yang langsung menyerbu tanpa ada pengaturan yang jelas karena mereka tidak memiliki tanda pengenal. Hal ini menyebabkan distribusi Elpiji tidak tepat sasaran.
Menurutnya, gas Elpiji bersubsidi seharusnya diberikan satu tabung per rumah tangga miskin. Namun, kenyataannya, banyak usaha seperti contohnya warung nasi goreng yang menggunakan tabung melon yang seharusnya tidak mereka gunakan.
“Artinya yang dikeluarkan oleh Dinas Perdagangan bahwa mereka akan mengontrol rumah makan yang seharusnya tidak menggunakan tabung melon tidak pernah dilaksanakan sampai saat ini” tegas Laila.
Situasi ini, lanjut Laila, sering kali menyebabkan kepanikan di kalangan ibu rumah tangga karena kelangkaan Elpiji.
“Kalau sudah begini kosong, yang terjadi adalah ibu-ibu panic buying”, katanya.
Menanggapi situasi ini, Politisi PPP itu menyebut DPRD Samarinda akan segera memanggil Dinas Perdagangan dan Pertamina guna membahas permasalahan ini dan merencanakan untuk inspeksi mendadak ke berbagai agen.(*)