Samarinda โ Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kaltim Tutuk SH Cahyono mengatakan inflasi bahan pangan menjadi salah satu hal yang selalu dipantau.
Tutuk mengungkapkan, yang harus menjadi perhatian semua pihak ialah bagaimana agar Kaltim defisit neraca pangan. Bahkan hampir seluruh bahan pokok 10 yang dipantau.
“Mulai bawang putih, bawang merah, daging ayam, telur, itu kan sebagian masih ngambil dari luar,” ujarnya di Ruang Ruhui Rahayu, Kantor Gubernur Kaltim, Jumat (10/9/2021).

Menurutnya, yang harus dikuatkan adalah fungsi distribusi dan pasokannya.
“Pasar harus diyakinkan mekanismenya. Harus mekanisme yang efesien,” imbaunya.
Tutuk mengungkapkan, meskipun harga inflasi pangan masih agak sedikit tinggi, tetapi semuanya masih terkendali. Ia juga ingin menumbuhkan petani-petani lokal untuk meningkatkan produksi di Kaltim.
“Kita kerja sama banyak ni, sapi potong kami punya, padi kami juga malah padi organik, cabai apalagi. Perikanan, kami juga sudah kerja sama untuk ikan-ikan di sini,” paparnya.
Dia meyakinkan bahwa semua produksi lokal berjalan maksimal dan optimal.
“Kalau kurang, kita minta fungsi-fungsi yang menjadi buffer stock atau penyangga itu bisa jalan,” katanya.
Ia berharap provinsi nantinya juga memiliki BUMD yang bisa menjadi buffer stock atau swasta-swasta yang peduli untuk bisa ikut membantu pemerintah menjaga kestabilan harga pangan.
“Supaya harga pangan bisa terkendali secara umum, inflasi Kaltim selama ini juga terkendali,” terangnya.
Sementara itu, Asisten Deputi Moneter dan Sektor Eksternal Kementerian Perekonomian Ferry Irawan mengimbau Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) tidak hanya menjaga stabilitas harga, tetapi juga mendorong pemulihan ekonomi.
Menurutnya, di masa pandemi seperti saat ini diperlukan sumber pertumbuhan baru untuk mengawal target pertumbuhan ekonomi pemerintah.
“Dengan mencari sumber-sumber pertumbuhan ekonomi yang baru. Khusus yang punya keterkaitan erat dengan petani dan nelayan,” tutur Ferry.
Salah satu isu para pelaku UMKM adalah pasokan atau bisa memproduksi, namun pasarnya yang tidak ada.
“Nah digitalisasi ini yang kita dorong untuk bisa dilaksanakan juga,” tegasnya.
Ia menyebut semua TPID di tingkat nasional, termasuk Kaltim itu yang didorong.
“Apalagi TPID Kaltim kalo di kita tuh jadi motor, karena inovasinya banyak,” puji Ferry.
Transportasi jalan juga turut menjadi perhatian misalnya dalam konteks mengakomodasi pertumbuhan ekonomi ataupun aktivitas ekonomi.
“Sehingga aktivitas ekonomi yang ada bisa benar-benar memberikan multiplier effect,” harap Ferry.