Samarinda – Banjir merupakan bencana alam yang disebabkan oleh air sungai dan bendungan yang meluap. Akibatnya air keluar dari sungai dan menyebabkan genangan air di pemukiman penduduk dan di jalanan.
Meski pemerintah sudah melakukan berbagai upaya untuk menangani banjir, tetapi banjir masih saja terjadi di beberapa titik lokasi di Samarinda, salah satunya di Jalan Jelawat.
Syarli Baizura, salah satu warga yang tinggal di Jalan Jelawat Gang Mosi RT 22 mengatakan bahwa selain karena merupakan bencana alam, warga juga seharusnya ikut bertanggung jawab untuk menjaga dan merawat lingkungan.
“Pemerintah sudah melakukan banyak program walaupun memang belum maksimal hasilnya, tapi setidaknya kan sudah ada upaya pencegahan,” ujar Zura panggilan akrabnya saat ditemui di kediamannya, Senin (13/9/2021).
Menurutnya, penyebab seringnya terjadi banjir di daerahnya yaitu karena dekat dengan sungai dan pasar sehingga penduduknya padat.
Selain itu, pengelolaan sampah serta edukasi dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan masih kurang.
“Masyarakat sekarang itu mungkin tau apa yang harus dilakukan, cuman ya kesadarannya masih kurang. Terutama dalam hal sanitasi seperti masih banyaknya sampah,” jelasnya.
“Bisa kita lihat sekarang sungai di dekat sini saja (anak Sungai Karang Mumus) sampahnya udah parah banget kan udah sampe menyumbat saluran air,” imbuhnya.
Sehingga wajar saja apabila terjadi air yang meluap walaupun sudah dilakukan pelebaran parit.
Zura mengatakan bahwa lingkungan RT tempat ia tinggal juga sudah melakukan upaya pencegahan banjir melalui program gotong royong dalam waktu tertentu.
Program gotong royong tersebut berupa pembersihan parit, penggalian sampah di dalam parit dan hal-hal yang berhubungan dengan sanitasi.
“Programnya sudah ada dan sudah terlaksana, cuma ya mungkin masih kurang intensitasnya,” terangnya.
Ia berharap masyarakat di lingkungannya terutama anak-anak untuk ditanamkan sejak dini kebiasaan hidup bersih pendidikan/edukasi tentang pentingnya membuang sampah pada tempatnya harus semakin digalakkan.
“Kan pasti akan lengket sampai dewasa di otaknya kebiasaan itu,” jelasnya.
Sehingga kembali lagi ke masyarakatnya, Zura berharap kesadaran masyarakat untuk selalu bergotong royong menjaga kebersihan saluran air agar lebih sering dilakukan.
“Supaya di sini nggak banjir, kan enak juga transportasi kemana-mana kalo nggak banjir,” harapnya.