SAMARINDA: Ketua Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) DPRD Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Rusman Ya’qub mengungkapkan keprihatinannya terhadap sulitnya kemajuan pendidikan di Kaltim yang disebabkan oleh kurangnya perhatian terhadap kesejahteraan guru.
Hal tersebut ia sampaikan Dalam podcast Ngobrol Inspirasi (Ngopi) MSI Group, yang bertajuk “Pendidikan Kaltim Mau Dibawa Kemana?”, Rabu (7/2/2024).
Ia pun mengamini tajuk tersebut dan mempertanyaka hal serupa.
“Benar, mau dibawa kemana pendidikan di Kaltim ini? Kesejahteraan guru saja coba kita lihat bagaimana sampai saat ini?,” tegasnya.
Rusman menyoroti fenomena guru saat ini yang lebih banyak disibukkan dengan tugas administratif daripada fokus pada pengajaran.
Menurutnya, hal ini membawa dampak negatif, di mana banyak guru harus mencari pekerjaan sampingan demi memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Di samping guru yang berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN), banyak juga tenaga pengajar yang masih berstatus honorer dan belum mendapat upah yang layak walau harus mengembang tanggung jawab besar yang sama dengan guru ASN.
Guru-guru honorer yang kerap kali diupah jauh dibawah standar Upah Minimum Provinsi atau UMP, harus mencari akal mendapatkan pemasukan lainnya demi melanjutkan hidup berserta keluarganya.
“Sekarang guru disibukkan dengan pekerjaan administrasi. Harus kerja double untuk dapat uang tambahan, bukannya diberi pelatihan kompetensi malah dibebani urusan perut,” ucapnya merasa miris.
Mengingat ia masih menjadi tenaga pengajar di salah satu sekolah, Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Kaltim ini merasakan bagaimana sulitnya para guru honorer.
Rusman berharap pemerintah dapat memberikan perhatian serius terhadap nasib para guru, yang dianggapnya sebagai ujung tombak dalam pembentukan generasi penerus bangsa.
“Bagaimana caranya pemerintah ini bisa memberi perhatian serius untuk para guru, karena siapa lagi kalau bukan guru ini yang menyiapkan kita SDM berkualitas untuk masa depan bangsa,” tutupnya. (*)