SAMARINDA: Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Rudy Mas’ud menyoroti kondisi Jembatan Mahakam I Samarinda yang saat ini tidak lagi memiliki fender akibat kerusakan berulang kali karena ditabrak kapal tongkang.
Sejauh ini Jembatan Mahakam I telah ditabrak hingga 23 kali oleh kapal tongkang.
“Kalau tetap mau dilakukan pemanduan, maka gunakan kapal tunda atau asisst tug atau dengan sistem propulsi Z Peller berkekuatan minimal 2.400 horse power,” ujarnya.
Hal itu ia katakan saat menerima kunjungan Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas 1 Samarinda Mursidi di Kantor Gubernur Kaltim, Selasa, 6 Mei 2025.
Politisi Partai Golongan Karya (Golkar) itu tidak ingin jembatan yang sudah berusia lebih dari 40 tahun itu terus menjadi mangsa kapal tongkang hingga jembatan menjadi miring.
“Kalau jembatannya miring lebih berbahaya. Di atas gak bisa dilewati, di bawah kapal gak bisa ngolong (melintas),” ucapnya.
“Jadi, keselamatan masyarakat itu lebih penting daripada sekadar urusan ekonomi,” tegasnya.
Ia menambahkan, sistem keselamatan harus disamakan untuk semua jembatan yang dilintasi Sungai Mahakam, bukan hanya Jembatan Mahakam.
Seperti Jembatan Muara Muntai, Jembatan Mahulu, Jembatan Kertanegara, Jembatan Kembar dan Jembatan Mahkota 2.
Harum, sapaan akrabnya menegaskan semua harus diatur sehingga ia berencana mengubah RTRW untuk kapal-kapal yang berlabuh.
“Di Mahkota 2 itu bisa ratusan kapal melintang mengganggu arus pelayanan. Ini perlu kita atur juga,” tuturnya.
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas 1 Samarinda, Mursidi menyampaikan perusahaan kapal penantak fender Jembatan Mahakam mengaku siap mengganti dan memperbaiki fender Jembatan Mahakam.
“Perusahaan kapal yang menabrak fender akan bertanggung jawab,” katanya.