Samarinda-Tengah pekan tadi Surya Paloh mengumumkan tiga nama sosok yang akan direkomendasikan maju menjadi calon presiden (capres) dari Partai Nasdem untuk pilpres 2024. Tidak ada nama Isran Noor di antara tiga nama yang disebut Paloh.
Hanya Anies Rasyid Baswedan (Gubernur DKI Jakarta), Muhammad Andika Perkasa (Panglima TNI) dan Ganjar Pranowo (Gubernur Jawa Tengah).
Nama besar Gubernur Isran Noor di Kaltim, tampaknya tak cukup menggelegar ke semua sudut nusantara, meski tidak sedikit menautkan gelar Raja Naga pada dirinya. Desis Sang Raja Naga nampaknya belum cukup membuat namanya diperhitungkan menjadi pemilik kursi RI 1.
Dalam Rakernas yang diikuti 34 DPW Nasdem se-Indonesia, nama Anies Baswedan mendapat dukungan terbanyak yaitu 32 DPW. Disusul Ganjar Pranowo dengan dukungan 29 DPW dan Andika Perkasa dengan dukungan 11 DPW.
Nama-nama besar lain seperti Sandiaga Uno (Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) dan Erick Thohir (Menteri BUMN) hanya mendapat sedikit dukungan. Pun tak ada nama Puan Maharani yang diusulkan. Justru muncul beberapa dukungan daerah untuk KSAD Jenderal Dudung Abdurahman.
Dukungan untuk Anies datang dari seluruh Indonesia, kecuali Kaltim dan Papua Barat. Sementara Ganjar Pranowo tidak diusulkan oleh Banten, Kalsel, Maluku Utara, DKI Jakarta dan Kaltim.
Suara Isran Noor
Meski tak sementereng nama Anies Baswedan yang diusulkan hampir semua DPW Partai Nasdem di Indonesia, nama Isran Noor tetap muncul di arena Rakernas Nasdem pada sesi penyampaian usulan nama capres.
Pertama usulan nama Isran Noor muncul dari DPW Partai Nasdem Kaltim, dimana dirinya bertindak sebagai ketua DPW. Kaltim mengusulkan dua nama, Prananda Surya Paloh dan Isran Noor.
Bisa jadi, usulan nama putra Surya Paloh itu hanya sebatas tanda, sebab kiprah Prananda sendiri belum nampak nyata bila dibanding nama besar lain seperti Anies Baswedan, Andika Perkasa dan Ganjar Pranowo.
Sepertinya, Isran sedang berusaha meraih kesempatan untuk bisa memimpin Indonesia melalui pintu Nasdem, tapi nampaknya platform Jawa sentris masih sulit dipatahkan.
Suara Isran lainnya hanya datang dari Provinsi Sulawesi Utara. Namun dengan catatan, Isran Noor hanya wakil presiden, alias RI 2, bukan RI 1. Selain itu, tidak ada provinsi lain yang menyebut nama Isran Noor dalam usulan mereka.
Menjawab Sinyal
Sikap DPW Nasdem Kaltim dalam rakernas setidaknya menggambarkan sikap Gubernur Isran Noor. Meski sebelumnya selalu enggan menjawab secara terbuka tentang sikapnya terkait dukungan sebagai suksesor Jokowi. Usulan Nasdem Kaltim yang disampaikan langsung Isran Noor dalam rakernas itu sudah cukup menjawab. Isran Noor dan Prananda Surya Paloh.
Dalam sebuah kesempatan beberapa tahun lalu, Isran Noor bahkan mengaku sangat optimis akan menang dalam pilpres, asalkan ada partai yang mau mengusung namanya, meski ia hanya seseorang yang datang dari pelosok Kalimantan.
Entah apakah itu benar keyakinan seorang Isran Noor atau cara dia memotivasi masyarakat pedalaman untuk maju berhasil dan berjaya.
Teriakan lantang itu kembali ia lontarkan di arena Rakernas Partai Nasdem di JCC Senayan.
“Kalimantan Timur tidak mengusulkan calon presiden, kecuali mengusulkan calon presiden Kaka Prananda (anak Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh),” pekik Isran disambut riuh peserta Rakernas Nasdem.
“Tapi kalau DPP Partai Nasdem ingin mencalonkan yang namanya Isran Noor, tidak salah. Sudah bisa dipastikan tidak akan ada pasangan lain yang bisa mengalahkannya,” lantang Isran lagi.
Terlihat jelas, Nasdem Kaltim hanya ingin Gubernur Isran Noor yang bisa diusung maju menjadi bakal calon presiden. Apalagi, kelak ibu kota negara akan pindah ke Kaltim. Sementara Prananda Surya Paloh mungkin bisa membantunya menjadi menteri bila kelak ia terpilih.
Dalam politik, tentu semua sangat mungkin. Politik adalah cair. Kita belum tahu, apa langkah Sang Raja Naga selanjutnya setelah desisnya tak cukup menarik perhatian pemilik suara Nasdem.
Pertanyaan berikutnya. Jika urung jadi calon presiden, apakah Isran Noor masih berminat memimpin rakyat Kaltim untuk periode keduanya? Masih bersama Wagub Hadi Mulyadi atau dengan sahabat baru. Mari kita tunggu.