ARAB SAUDI: Jutaan jemaah haji dari berbagai penjuru dunia, termasuk Indonesia, hari ini menunaikan puncak ibadah haji, yakni wukuf di Arafah, yang bertepatan dengan 9 Dzulhijjah 1446 H atau Kamis, 5 Juni 2025.
Dalam Khutbah Wukuf yang disampaikan di tenda Misi Haji Indonesia, KH Ahmad Said Asrori, anggota Amirulhajj yang juga Katib Aam Syuriah PBNU, menyampaikan pesan penting mengenai persaudaraan dan semangat kebangsaan.
“Hari ini adalah hari yang dinanti oleh jutaan umat Islam di dunia. Hari di mana seluruh jemaah haji berkumpul di Padang Arafah,” ujar Kyai Said.
Sejak tergelincirnya matahari hingga menjelang Magrib, jemaah larut dalam khutbah, salat Zuhur dan Asar secara jama’ qashar, kemudian berzikir dan berdoa, memohon ampunan dan ridha Allah SWT.
Lantunan talbiyah menggema di langit Arafah, menyatu dalam kesucian dan ketundukan.
Menurut Kyai Said, Arafah adalah miniatur Padang Mahsyar, tempat semua manusia kelak dikumpulkan.
Di sini, seluruh jemaah mengenakan pakaian ihram putih tanpa membedakan status sosial.
“Pangkat tak lagi berguna. Jabatan tak lagi digdaya. Status sosial tak lagi berfaedah. Semua manusia sama di hadapan Allah,” tegasnya.
Khutbah wukuf kali ini juga mengangkat kembali pesan universal Nabi Muhammad SAW tentang persaudaraan kemanusiaan, yang disampaikan 14 abad lalu di tempat yang sama.
“Wahai umat manusia, sesungguhnya Tuhan kalian satu, dan nenek moyang kalian juga satu. Kalian semua anak turun Adam, dan Adam diciptakan dari tanah… Tidak ada keutamaan bagi orang Arab atas non-Arab, putih atas hitam, atau sebaliknya, kecuali dengan takwa.” (HR. Ahmad)
Kyai Said menegaskan, persaudaraan sejati adalah persaudaraan tanpa basa-basi, tanpa tapi, dan penuh empati.
Maka, tidak boleh ada pengkhianatan, penzaliman, atau menyakiti sesama saudara.
Kyai Said juga menyerukan agar semangat ukhuwah yang dibawa Nabi Muhammad dijadikan pondasi dalam membangun persatuan bangsa Indonesia, yang besar dan majemuk.
“Mari jadikan keragaman sebagai kekuatan untuk membangun Indonesia menjadi negara yang besar, maju, dan sejahtera, sebagaimana digambarkan dalam Al-Qur’an sebagai baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur,” ujarnya.
Menutup khutbahnya, Kyai Said mengingatkan para jemaah bahwa Arafah adalah tempat terbaik untuk memanjatkan doa dan istighfar.
“Semoga doa-doa kita dikabulkan Allah SWT. Semoga Arafah menjadikan kita pribadi yang luhur, yang mencintai negara dan bangsa Indonesia, serta meneguhkan semangat persatuan dan persaudaraan.”
“Semoga kita semua mendapatkan predikat hajjan mabrura, wa sa’yan masykura, wa dzanban maghfura, wa tijaratan lan tabur,” tutupnya.