Kutai Kartanegara – Perjuangan seorang guru sekolah dasar (SD) di Desa Muara Enggelam, Kecamatan Muara Wis, Kabupaten Kutai Kertanegara, patut mendapat apresiasi. Pasalnya, pria bernama Hery Cahyadi bertahan mengajar di SDN 011 Muara Wis dengan keterbatasan.
Selama mengajar dia menemui banyak kendala dari hidup dengan keterbatasan internet hingga jarang melihat daratan.
Ya, Desa Muara Enggelam merupakan desa di Kukar yang tanpa daratan. Warga bermukim di bantaran Danau Melintang.
“Desa ini memang tidak ada daratan. Kesana kemari kita naik perahu saja,” ungkap Hery saat dihubungi Infosatu.co belum lama ini.
Warga Desa Muara Enggelam membangun rumah diatas tepi danau. Desa ini tak punya daratan. Aktifitas warga di desa ini mengandalkan perahu kecil bermesin tunggal.
“Danau Melintang menjadi satu-satunya akses masyarakat karena tak ada akses darat menuju desa ini,” terang dia.
Tak hanya aktivitas menggunakan perahu, termasuk anak-anak sekolah juga menggunakan perahu ke sekolah. Meski di tengah keterbatasan tersebut, dia mengaku tetap bertahan karena ia mengajar dengan ketulusan.
Selain tak punya daratan, desa ini juga jarang punya jaringan internet yang stabil. Hanya di titik tertentu.
“Begitu geser sedikit sinyal langsung hilang,” tutur Hery dilansir infosatu.co, Selasa(3/11/2020)
Kendati demikian, ia mengaku tetap bertahan. Hery mengaku pernah digaji Rp 200 ribu. Namun lama kelamaan gaji tersebut naik hingga kini ia sudah jadi PNS dan menjabat sebagai kepala sekolah.
Perjalanan Hery menjadi guru di desa ini berliku. Ia masuk ke desa tanpa daratan ini pada tahun 1997. Hery hanya seorang santri lulusan pasantren di Muara Muntai, Kutai Kertenagara.
“Setelah lulus ustaz saya minta mengajar ngaji di sini. Saya ikut saja,” kenangnya.
Saat itu, lanjutnya, Desa Muara Enggelam masih dusun belum menjadi desa. Selama pandemi Covid-19, dia bersama delapan rekan guru lainnya yang mengajar di SDN 011 Muara Wis terpaksa mendatangi rumah para siswa.
Pasalnya, jaringan internet tak memungkinkan mereka untuk belajar daring.
“Kami keliling beri pelajar dan beri soal di rumah siswa didampingi orangtua. Begitu seterusnya selama Covid-19 ini,” tutup dia.
Dia berharap bagi-bagi guru yang kini tengah mengabdi pedalaman agar tetap bertahan karena mengajar adalah tugas mulia mencerdaskan generasi bangsa.