SAMARINDA: Dinas Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur (DPTPH Kaltim) memaparkan major project atau proyek besar di tahun 2024-2026.
Kepala DPTPH Kaltim Siti Farisyah Yana menjelaskan berbagai target yang ingin dicapai pihaknya dalam kurun waktu dua tahun tersebut saat hadir pada jumpa pers di Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kaltim, Jumat (16/2/2024).
Pada tahun 2024, DPTPH Kaltim menargetkan untuk menghasilkan 128.562 ton pisang, 7.926 ton cabai rawit, 5.597 ton cabai besar, 117 ton bawang merah 13.714 ton pepaya, dan 37.241 ton nanas.
Kemudian, di 2025, Siti menyampaikan pihaknya menargetkan untuk menghasilkan 129,062 ton pisang, 8.126 ton cabai rawit, 5.797 ton cabai besar, 120 ton bawang merah, 13.739 ton pepaya, dan 37.641 ton nanas.
Dilanjutkan di tahun 2026, diharapkan dapat mencapai target untuk menghasilkan 129.612 ton pisang, 8.326 ton cabe rawit, 5.997 ton cabai besar, 124 ton bawang merah, 13.779 ton pepaya, dan 38.141 nanas.
Berdasarkan besaran target realisasi ini, Siti menyebut pihaknya optimis untuk mencapainya.
“Dulu Gubernur kita (Isran Noor) seringkali memamerkan kita punya pisang yang berhasil ekspor keluar artinya banyak dukungan dari berbagai pihak untuk kemajuan pangan kita,” ujarnya.
Melalui banyaknya dukungan dari berbagai pihak, ia berkomitmen mewujudkannya semaksimal mungkin.
Tahun 2024 ini, DPTPH Kaltim tengah mempersiapkan kawasan pengembangan tanaman hortikultura di Kabupaten Kutai Timur dengan komoditi pisang.
Di mana kawasan pengembangan ini berada di Muara Ancalong, Bungalon, dan Teluk Pandan.
Selanjutnya, Siti mengungkapkan bahwa Kabupaten Kutai Kartanegara juga menjadi fokus pihaknya menjadi kawasan pengembangan tanaman hortikultura dengan komoditi pisang.
“Kawasan pengembangan tanaman holtikultura di Kukar itu ada di wilayah Benamang. Di sana juga bagus untuk komoditi pisang,” sebutnya.
Masih terkait komoditi pisang, Kabupaten Berau yakni Gunung Tabur, Teluk Bayur, dan Sambaliung ikut menjadi kawasan pengembangan tanaman holtikultura di Kaltim.
“Kawasan pengembangan lain itu di Kabupaten Paser tepatnya di Long Kali, dan Kuaro, juga komoditi pisang,” ucapnya.
Berhasil di ekspor ke berbagai negara akan kualitasnya, pisang hasil budidaya petani di Kaltim dilirik beberapa wilayah di Indonesia untuk kemudian juga dibudidayakan.
Salah satunya, Sulawesi Selatan yang telah bernegosiasi untuk mendapatkan dua juta bibit pisang asal Benua Etam.
“Berarti pisang kita sudah diakui, kualitasnya bagus, dan pisang kita direncanakan menjadi contoh bagi wilayah lain,” tutupnya.(*)